Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Buah Sri Mulyani Pamer Kinerja Ekspor RI Tertinggi di Negara G20

Pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat tumbuh 38,40 persen pada periode Januari hingga Juli 2022. Tertinggi di antara negara anggota G20.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu/Dok. Kemenkeu
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu/Dok. Kemenkeu

Bisnis.com, BOGOR - Kinerja ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga September 2022 yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas unggulan sejalan dengan lonjakan harga  di pasar global.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa hingga periode Januari hingga Juli 2022, pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat mencapai 38,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Menurutnya, tingkat pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi di antara negara G20 dan negara Asean 6.

"Ekspor Januari hingga Juli saja, memang di antara negara tadi, pertumbuhan ekspor kita paling tinggi di antara G20 dan Asean 6, ekspor kita tumbuhnya 38,4 persen," katanya saat media briefing, Jumat (4/11/2022).

Dia menjelaskan, peningkatan ekspor tertinggi tercatat ke India, mencapai 83,4 persen pada periode Januari hingga September 2022, kemudian diikuti oleh Hong Kong dan Filipina, yang masing-masingnya meningkat sebesar 58,5 persen dan 56,6 persen.

Sementara itu, lanjutnya, peningkatan ekspor dari Indonesia ke China menempati posisi ke-15, tercatat hanya meningkat 28,9 persen . Hal ini sejalan dengan perlambatan ekonomi di negara itu, yang dipicu oleh implementasi kebijakan Zero Covid-19.

Febrio mengatakan perlambatan ekonomi China menjadi salah satu risiko yang perlu diwaspadai karena akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Meski mulai terlihat adanya perlambatan, dia mengatakan kinerja ekspor yang tinggi tersebut akan tetap dipertahankan melalui diversifikasi negara tujuan ekspor Indonesia.

Selain itu, imbuhnya, risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mulai menurunnya harga komoditas di pasar global. Oleh karenanya, pemerintah akan terus mendorong ekspor hasil hilirisasi sebagai peluang baru pendorong kinerja ekspor Indonesia.

"Ini nanti akan menentukan performa ekonomi di 2023. Selain karena harga komoditas, kita juga mengekspor hasil hilirisasi, itu peluang di 2023 yang masih bisa kita pertahankan jika harga komoditas tidak akan setinggi 2022," kata Febrio.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper