Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2022 masih mencapai di atas 5,4 persen.
Keyakinan Jokowi tersebut berdasarkan neraca dagang Indonesia yang tetap surplus US$4,9 miliar, kredit tumbuh 10,7 persen, dan indeks kepercayaan konsumen masih di atas 124,7 persen.
“Semuanya masih dalam kondisi yang baik-baik, tapi sekali lagi di tengan kondisi sulit seperti ini, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi kerja itu hanya makronya saja, mikronya belum cukup, kerja sekarang harus lebih detail, dikejar dan diselesaikan,” kata Jokowi dalam sambutan Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (19/10/2022).
Jokowi mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik jika dibandingkan negara-negara G20 maupun negara lainnya. Dia mengatakan, Indonesia patut bersyukur, karena di tengah ancaman resesi ekonomi dunia, ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 masih tumbuh 5,44 persen dan inflasi masih tetap terkendali.
“Juga inflasi pada Agustus masih bisa dikendalikan 4,6. Di kuartal II naik jadi 4,9 karena imbas kenaikan BBM. Masih bisa dikendalikan dibandingkan dengan negara-negara lain,” ujar Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi mengajak agar Indonesia tetap optimis di tengah proyeksi lembaga-lembaga internasional bahwa pada 2023 merupakan tahun yang gelap.
“Negara kita harus tetap optimis, tapi harus waspada, karena badainya sulit dihitung, dikalkukasli, imbasnya seperti apa,” ucap Jokowi.
Lebih lanjut, dia pun mengaku pada pekan lalu bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mendapat informasi bahwa belasan negara di ambang resesi.