Bisnis.com, BANGLI - PT Permodalan Nasional Madani atau PNM terus melakukan pemberdayaan dan pendampingan melalui program mereka, Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU).
Kepala Divisi PNM PKU Dicky Fajrian mengatakan setidaknya program pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dilaksanakan oleh PNM dibagi dalam tiga tahapan.
Pertama, edukasi. Dalam tahap ini, PNM memberikan literasi keuangan, literasi terkait pengembangan usaha, dan juga literasi digital.
“Tahun ini, selain literasi keuangan, literasi pengembangan usaha, ada lagi literasi digital,” kata Dicky dalam rangkaian kegiatan Kabar Nasabah PNM PKU ‘Explore Nasabah Go International’, di Kintamani, Bangli, Rabu (12/10/2022).
Edukasi tersebut tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali pelatihan, melainkan akan dilakukan secara rutin.
Tahun ini, PNM PKU juga berencana untuk mengedukasi pelaku UMKM terkait pentingnya memiliki izin usaha atau Nomor Induk Berusaha.
“Selama ini nasabah-nasabah program mikro itu menganggap izin usaha nggak penting padahal Pak Presiden [Joko Widodo] sudah menginstruksikan bahwa usaha harus punya izin,” ujarnya.
Kedua, pendampingan usaha. Dia menuturkan, pendampingan yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan para nasabah dan mengirimkan mereka, misalnya pengusaha kopi yang ada di Bangli dikirimkan ke Aceh maupun Toraja agar bisa memiliki perspektif lain mengenai pengelolaan kopi.
Dicky berharap cara ini dapat membantu UMKM untuk naik kelas dengan meningkatkan kompetensi sehingga kopi yang dihasilkan lebih berkualitas dan mendatangkan usaha tambahan bagi pelaku usaha.
Kemudian, pada tahap terakhir adalah dengan menciptakan pasar-pasar baru yang dapat menjadi pendapatan untuk nasabah PNM.
“Jadi yang dulunya masih tradisional di bagusin pemasarannya, di branding, di kasih nama, dibantu juga e-commerce [sehingga] terciptalah pasar-pasar baru,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kadis PU Kabupaten Bangli I Wayan Swastika mengucapkan terima kasih lantaran PT PNM telah membantu mengembangkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangli.
Dia mengakui, sisi permodalan menjadi kendala bagi pelaku UMKM di Bangli.
“Karena memang di Kintamani banyak sekali pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang pariwisata, pertanian. Kopi Kintamani itu sudah mendunia, tapi mereka belum di-support dari segi pendanaan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hingga 11 Oktober 2022, terdapat 5.363 NoA aktif di Kabupaten Bangli dengan total penyaluran mencapai Rp25,63 miliar.