Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sebut Pasokan Pupuk Pion Penentu Krisis Pangan 2023

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pasokan pupuk akan menjadi faktor besar yang memengaruhi ketersediaan pangan dalam beberapa bulan ke depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara UOB Annual Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara UOB Annual Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pasokan pupuk akan menjadi faktor besar yang memengaruhi ketersediaan pangan dalam beberapa bulan ke depan. Jika terdisrupsi, risiko terjadinya krisis pangan akan meningkat tahun depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting. Acaranya berlangsung dari Washington DC, Amerika Serikat dan disiarkan secara daring.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa isu pangan menjadi sorotan dalam pertemuan para menteri keuangan dan menteri pertanian negara-negara G20. Mereka menyoroti soal ketersediaan pangan, terutama kaitannya dengan pupuk dan nutrisi.

Berdasarkan pertemuan itu, negara-negara G20 menyepakati bahwa pasokan pupuk harus menjadi perhatian agar dunia terhindar dari krisis pangan. Saat ini, terjadi disrupsi pasokan yang menyebabkan harga pupuk meningkat, di antaranya imbas dari serangan Rusia ke Ukraina.

"Masalah pupuk hari ini akan berdampak terhadap ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8—12 bulan ke depan," ujar Sri Mulyani, Selasa (12/10/2022) malam waktu Jakarta.

Masalah itu telah mendapatkan sorotan dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), serta banyak negara. Dari pertemuan itu, mereka sepakat untuk mengkaji solusi yang optimal atas masalah pasokan pupuk.

Sri Mulyani pun menyebut bahwa pembahasan itu akan berlanjut dalam Presidensi G20 India pada tahun depan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia sebagai presidensi tahun ini dalam melakukan pemetaan masalah dan penyusunan kerangka kebijakan awal terkait masalah pangan.

"Kita akan menghadapi 2023, yang mana akan jauh lebih berisiko dalam hal pangan," kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper