Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melengkapi perkembangan Batam sebagai kota industri dengan sejumlah regulasi yang pro investasi dan perbaikan infrastruktur kota, sehingga daya saing Batam sebagai kota tujuan investasi tetap terjaga.
Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi, Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian, Elen Setiadi, menjelaskan upaya pemerintah di balik perkembangan Batam untuk kemudian bisa mengambil manfaat dari kedekatannya dengan Singapura.
Perkembangan Batam yang awalnya ditetapkan sebagai kawasan Otorita Batam, bergerak menjadi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) atau biasa dikenal dengan kawasan Free Trade Zone (FTZ) dengan sejumlah fasilitas pendukungnya. Dengan fasilitas ini, industri manufaktur sudah mulai melirik dan masuk ke Batam.
Peningkatan daya saing Batam berlanjut dengan hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Fasilitas KEK ini memberikan ruang hadirnya kawasan khusus dengan regulasi yang juga spesial dalam kawasan tersebut. Saat ini Batam memiliki dua KEK, yakni KEK Batam Aero Teknik (BAT) yang memberi layanan pada kegiatan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) pesawat di kawasan Bandara Internasional Batam dan KEK Nongsa Digital Park (NDP) yang menjadi pusat industri digital di Batam dan Indonesia.
“Kita tidak melihat Batam sebagai kota industri saja, paling tidak kita mulai mengambil manfaat dari Singapura berkaitan pemanfaatan jasa. Tidak hanya pariwisata, kita juga masuk ke industri digital. Animasi sudah kita kembangkan. Industri transportasi sudah kita kembangkan,” kata Elen yang juga merupakan Anggota Dewan Pengawas BP Batam.
KEK NDP, lanjut Elen, akan berkembang industri film di dalamnya, termasuk film animasi. Infinite Studio yang ada di KEK NDP sudah menelurkan beberapa film dan mendapatkan award, ada juga film layar lebar yang dikombinasikan film animasi dan studio outdoor di kawasan tersebut. Beberapa proyek dari Industri digital ini juga sudah bekerja sama dengan Singapura.
NDP juga akan menjadi lokasi Pusat Data Nasional (PDN) kedua dari empat PDN yang akan dibangun di Indonesia.
Infrastruktur Kota Batam yang terus ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir, ini menunjukkan dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Badan Pengusahaan Batam dalam menghadirkan kenyamanan bagi calon investor.
Bersamaan dengan penyederhanaan perizinan dan transformasi layanan ke arah digital, Batam menjadi ekosistem yang tidak hanya menaungi industri, lebih dari itu juga menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat internasional yang tinggal di Batam dengan hadirnya layanan pendukung lainnya.
“Batam ini tidak hanya investasinya yang berkembang, tapi juga infrastrukturnya berkembang. Karena kalau tidak dia akan membuat industrinya macet. Tetapi kita tidak meninggalkan basic industri manufaktur,” kata Elen.
Lebih lanjut, Elen juga mengingatkan keunggulan Batam pada sisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dinilai mumpuni. Karena SDM industri manufaktur seperti PT Mcdermott sudah bisa menghasilkan produk dengan standar internasional. Demikian juga di KEK BAT dan NDP yang memang memiliki spesialisasi tersendiri.
“Jadi tidak perlu diragukan. Tempat kita menarik, kemudian insentifnya ada, kompetitif dan minat investasi ada. Ini yang kita dorong dan kembangkan. Mudah-mudahan dalam satu atau dua tahun, manfaat yang ada di singapura kita tarik juga. Sepanjang kita menarik investasi global juga,” tuturnya.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, mengatakan target perencanaan pembangunan Batam sampai tahun 2029 mendatang, seluruh akses jalan di kota Batam akan selesai dibangun; bandara dan pelabuhan beroperasi dengan sistem digital. Batam diharapkan menjadi contoh daerah dengan pembangunan yang sempurna.
Konsep Kota Batam yang awalnya sebagai Bonded Zone, berkembang menjadi FTZ sampai saat ini dan memilik KEK di dalamnya, pada dasarnya untuk mendorong peningkatan investasi melalui kepastian hukum yang ada di dalam skema kawasan yang dibuat pemerintah. Ketika KEK ini dibentuk, ada operator khusus yang mengurusi seluruh perizinan, ini yang diinginkan oleh investor luar negeri.
“Namanya orang berinvestasi tentu mau layanan yang mudah, KEK ini yang menjawab keinginan mereka. Saat ini kita memiliki layanan untuk MRO di Bandara Hang Nadim Batam, untuk layanan digital kita ada KEK NDP,” kata Rudi.