Bisnis.com, JAKARTA - Google mengungkapkan segera menyiapkan layanan penyimpanan awan atau cloud di Afrika sebagai bagian dari rencana investasi US$1 miliar untuk benua itu. Dengan layanan ini, pengguna di Afrika dapat yang akan dipergunakan pengguna menyimpan data mereka di dalam negeri.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (5/10/2022), Direktur Google Cloud Africa Niral Patel mengungkapkan infrastruktur cloud akan berbasis di Afrika Selatan. Namun, Google memberi pengguna opsi tempat menyimpan data mereka.
"Kami memberikan pilihan kepada pelanggan dan mitra, mereka kemudian memiliki pilihan di mana mereka ingin menyimpan data dan dari mana mereka ingin mendapat layanan cloud konsumen,” kata Patel.
Negara-negara Afrika undang-undang kedaulatan data yang tumpang tindih. Beberapa negara mengharuskan perusahaan untuk menyimpan data di dalam negeri mereka, sehingga permintaan untuk layanan cloud regional yang lebih fleksibel.
Di Nigeria, perusahaan telepon dilarang mengirim informasi pemerintah atau pelanggan ke luar negeri, sebagai bagian dari dorongan untuk mendorong pengembangan perusahaan lokal untuk menyimpan dan mengelola data.
Patel menambahkan, anak usaha Alphabet Inc ini akan bersaing dengan Microsoft Corp dan Amazon Web Services di ekonomi paling maju di Afrika. Google memperkirakan bahwa layanan cloud di Afrika Selatan dapat berkontribusi lebih dari US$2,1 miliar untuk perekonomian negara dan mendukung penciptaan lebih dari 40.000 lapangan kerja pada tahun 2030.
Baca Juga
Google juga mengatakan sedang membangun kabel bawah laut Afrika dan situs interkoneksi cloud di empat kota termasuk Cape Town, Johannesburg, Lagos dan Nairobi untuk menyediakan kemampuan cloud penuh di benua tersebut.