Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tiga jurus untuk menjaga dan mendorong ekonomi di tengah risiko resesi global.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,3 persen
Menurutnya, proyeksi tersebut cukup realistis dengan mempertimbangkan dinamika pemulihan dan reformasi struktural untuk mendorong kinerja perekonomian yang lebih akseleratif.
“Kinerja ekonomi pada 2023 terutama akan ditopang oleh pulihnya konsumsi masyarakat, investasi, dan perdagangan internasional," katanya dalam Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (29/9/2022).
Peningkatan konsumsi masyarakat akan didorong oleh tingkat kepercayaan masyarakat yang naik, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Kondisi ini juga diperkirakan akan memperkuat sisi produksi sehingga menggerakkan perekonomian.
“Pemerintah bersama otoritas moneter akan berupaya mengendalikan inflasi agar harga komoditas pokok terjangkau bagi seluruh masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan miskin,” kata dia.
Pada APBN 2023, tingkat inflasi diperkirakan mencapai 3,6 persen. Target tersebut meningkat dari proyeksi RAPBN 2023 sebelumnya sebesar 3,3 persen.
Kenaikan tersebut, kata Sri Mulyani, mempertimbangkan tekanan inflasi global yang diperkirakan masih tinggi serta volatilitas dan ketidakpastian dari pergerakan harga komoditas di pasar global.
Sejalan dengan itu, nilai tukar rupiah yang semula diperkirakan sebesar Rp14.750 per dolar Amerika Serikat (AS), menjadi Rp14.800 per dolar AS pada 2023.
Ketidakpastian prospek ekonomi global dan kenaikan suku bunga di negara-negara maju, serta ketatnya kondisi likuiditas global, masih menjadi risiko yang perlu terus diwaspadai.