Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Thailand menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase. Kenaikan ini menempatkannya lebih jauh di belakang pengetatan kebijakan bank sentral di Asia Tenggara untuk menjinakkan inflasi dan membendung pelemahan mata uang.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (28/9/2022) Komite kebijakan moneter Bank of Thailand mengumumkan menaikkan suku bunga one-day repurchase rate sebesar 25 basis poin menjadi 1 persen pada hari Rabu.
Sekretaris MPC Piti Disyatat mengungkapkan dampak suku bunga terhadap mata uang masih belum jelas, sehingga bank sentral belum perlu mengubah kebijakan moneter.
"Devisa hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi harga dan tujuan pertumbuhan kebijakan moneter bank sentral" jelasnya.
Setelah keputusan suku bunga ini, baht melemah sebanyak 1 persen terhadap dolar menjadi 38,342. Adapun lima ekonom sebelumnya memperkirakan suku bunga acuan naik 50 basis poin.
"Dengan hanya satu pertemuan kebijakan lagi tahun ini, penyesuaian 25 basis poin hari ini adalah kesempatan yang hilang untuk mempersempit perbedaan suku bunga dengan The Fed," kata Kepala strategi Asia di Skandinaviska Enskilda Banken AB Singapura Eugenia Fabon Victorino.
Baca Juga
Bank of Thailand mengatakan ekonomi Thailand akan terus pulih tetapi dengan risiko inflasi yang meningkat.
"Kebijakan suku bunga harus dinormalisasi secara bertahap dan terukur ke tingkat yang konsisten dengan pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang." jelas Bank of Thailand.
Bahkan, langkah ini memperkuat posisi MOT sebagai yang paling tidak hawkish di Asia, termasuk Indonesia dan Vietnam yang cenderung lambatr menaikkan suku bunga acuan secara signifikan guna melawan inflasi dan menopang mata uang.