Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur September 2022.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2—4 persen pada 2023.
Dia menjelaskan, tingkat inflasi pada September 2022 akan melonjak tinggi, mencapai 5,89 persen seara tahunan akibat kenaikan harga BBM.
Tekanan inflasi pun diperkirakan masih tinggi hingga 3 bulan ke depan, sehingga tingkat inflasi pada akhir 2022 diperkirakan mencapai 6 persen.
Kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi pada September 2022 tersebut kata Perry untuk menjangkar kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti, sejalan dengan permintaan masyarakat yang semakin kuat.
“Karena dampak dari kebijakan moneter khususnya suku bunga terhadap inflasi itu perlu waktu, kurang lebih 4 kuartal, oleh karenanya perlu kita lakukan sejak sekarang agar ekspektasi inflasi yang sudah meningkat segera turun,” katanya dalam siaran pers, Kamis (22/9/2022).
Baca Juga
Di samping itu, Perry menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi juga sebagai langkah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
“Dengan eknaikan suku bunga, kita harapkan nilai tukar rupiah akan kembali ke fundamentalnyam, yang juga didukung oleh defisit transaksi berjalan yang sangat rendah dan kondisi neraca pembayaran yang sangat baik,” jelasnya.