Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2022 mencapai US$22,15 miliar, atau naik 3,77 persen dibandingkan Juli 2022 (month-to-month/mtm).
BPS melaporkan kinerja impor Agustus 2022 terdiri dari impor migas sebesar US$3,70 miliar dan impor nonmigas US$18,45 miliar. Jika dirinci, impor migas Agustus 2022 tercatat naik 9,23 persen dibandingkan Juli 2022, sedangkan impor migas turun 16,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Peningkatan impor nonmigas pada Agustus 2022 karena peran komoditas, mesin, dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik, dan bahan bakar mineral," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Setianto dalam rilis pers, Kamis (15/9/2022).
Sementara itu, Setianto menambahkan penurunan impor migas diakibatkan oleh minyak mentah dan hasil minyak.
Jika dibandingkan dengan Agustus 2021 (year on year/yoy), impor bulan lalu tercatat tumbuh 32,81 persen dengan rincian impor nonmigas naik 26,11 persen yoy dan impor migas naik 80,63 persen.
"Peningkatan impor ini tidak sebesar Agustus 2021 yang mencapai 55,26 persen," jelasnya.
Adapun, impor bahan baku atau penolong menyumbang 75,65 persen dari total impor pada Agustus 2022. Jika dirinci, impor bahan baku atau penolong sebesar US$16,76 miliar, barang modal US$3,54 miliar, konsumsi US$1,85 miliar pada Agustus 2022.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan nilai impor pada Agustus 2022 mencapai US$21,2 miliar, meningkat 26,95 persen secara tahunan.
Impor migas yang diperkirakan turun, terindikasi dari harga minyak mentah yang secara rata-rata lebih rendah pada Agustus 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Sementara itu, impor non-migas diperkirakan meningkat terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur domestik,” katanya.