Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah masih belum memprioritaskan pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Indonesia dengan Malaysia. Wacana pembangunan itu disebut belum masih belum dibahas oleh pemerintah sampai dengan saat ini.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan kembali munculnya wacana tersebut dinilai sebagai insiatif Malaysia untuk kembali mengangkat pembiacara masa lalu.
Namun, untuk merealisasikan hal itu, Endra mengatakan masih perlu dilakukan studi kelayakan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintah.
"Dalam beberapa tahun terakhir saya belum pernah mendengar Kementerian PUPR membahas isu ini dalam tataran kerja sama teknis dalam kerangka hubungan bilateral Indonesia-Malaysia," kata Endra kepada Bisnis pada Selasa (13/9/2022).
Dia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembahasan secara serius terkait dengan rencana tersebut. Di samping itu, pemerintah disebut masih belum ada kesepakatan untuk menyambungkan kedua negara.
Menurutnya, proyek tersebut tidak masuk dalam skala prioritas pembangunan pemerintah setidaknya sampai dengan 2024 mendatang.
Baca Juga
"Yang jelas belum masuk dalam PSN hingga 2024," ungkapnya.
Sebelumnya, perusahaan Malaysia dikabarkan akan membangun sebuah jembatan Malaka-Dumai yang menghubungkan Negeri Jiran dengan Indonesia. Pembangunan jembatan tersebut akan dilakukan dengan skema kerja sama sektor swasta.
Jalur yang menghubungkan Malaysia dan Indonesia itu akan memiliki panjang sekitar 120 kilometer. Rute tersebut akan menghubungkan Telok Gong di Masjid Tanah, Malaka, dengan Dumai di Sumatra.
Ketua Komite Investasi, Industri, Pengembangan Wirausaha, dan Koperasi Melaka Ab Rauf Yusoh mengatakan pembangunan terowongan atau jembatan tersebut akan memakan waktu 20 tahun untuk diselesaikan. Infrastruktur tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan perkembangan ekonomi yang besar oleh kedua negara.
“Usulan proyek tersebut telah diajukan oleh pihak swasta dan kedua negara pada prinsipnya telah sepakat untuk melakukan studi rinci mengenai hal tersebut,” kata Ab Rauf.