Bisnis.com, SURABAYA- Produktivitas Terminal Petikemas Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, semakin meningkat dengan pengoperasian automated stacking crane (ASC). Mesin alat berat otomatis itu merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia sampai dengan saat ini.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong Faruq Hidayat mengatakan saat ini terdapat 20 unit ASC yang beroperasi di pelabuhan dengan total area seluas 326 hektare (ha) tersebut.
Bedanya dengan container crane (CC) maupun rubber tyred gantry (RTG) yang biasanya ada di terminal petikemas, ASC beroperasi secara semiotomatis. Pengendalian 20 unit ASC di Terminal Teluk Lamong itu terpusat di satu fasilitas control room tower.
"Efektivitas maupun safety pada pelaksanaan operasional di lapangan lebih tinggi. Produktivitasnya juga lebih tinggi," ujar Faruq kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Jumat (9/9/2022).
Selain ASC, operasional terminal petikemas di Teluk Lamong dibantu dengan adanya 10 container crane yang lima di antaranya beroperasi untuk dermaga internasional, dan lima lainnya di dermaga domestik.
Ke depan, dengan sarana dan prasaran yang ada di Terminal Teluk Lamong, kinerja bongkar muat petikemas internasional bisa meningkat menjadi 60 box ship per hour atau BSH. Saat ini, terang Faruq, kinerja bongkar muat di Teluk Lamong rata-rata mencapai 56 box ship per hour.
Baca Juga
Saat ini juga, anak dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) itu sudah melayani arus petikemas yang ada di pelabuhan tersebut sebesar 800.000 twenty-foot equivalent per units (TEUs) dan 3 juta ton curah kering.
"Relatif sudah cukup mature untuk melayani customer-customer yang ada di Surabaya ini," terangnya.