Bisnis.com, BELITUNG — Pemerintah Denmark menjelaskan bahwa implementasi konsep ekonomi biru dapat mendorong transisi energi bersih dengan baik. Setidaknya diperlukan tiga hal agar implementasi tersebut dapat berjalan optimal.
Menteri Kerja Sama Pembangunan dan Kerja Sama Nordik (Minister for Development Cooperation and Nordic Cooperation) Denmark Flemming Møller Mortensen menjelaskan bahwa transisi menuju energi hijau perlu menjadi fokus utama masyarakat global, terutama negara-negara G20. Dia mendukung Indonesia yang mengusung isu transisi energi dalam forum G20.
Menurut Mortensen, implementasi ekonomi biru (blue economy) dapat mempercepat proses transisi energi sekaligus meningkatkan produktivitas perekonomian. Namun, setidaknya terdapat tiga hal yang harus dipenuhi agar implementasinya berjalan optimal.
Pertama, Mortensen menyebut bahwa implementasi ekonomi biru harus berbasis kepada transisi energi yang berkeadilan. Transisi energi akan memengaruhi banyak aspek, mulai dari kebutuhan biaya, prospek investasi, kemauan sektor swasta, hingga aspek kemanfaatan bagi masyarakat.
"Ekonomi biru dan transisi energi hijau harus berjalan beriringan, dan kami mendukung Indonesia yang menjadikan transisi energi sebagai prioritas dalam G20," ujar Mortensen dalam Seminar of the Development of Indonesia's Blue Economy Roadmap pada Rabu (7/9/2022) di Tanjung Pandan, Belitung.
Kedua, negara-negara G20 perlu memperkuat kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam implementasi ekonomi biru. Mortensen pun menyebut bahwa perlu terdapat kerja sama lintas sektor, negara, bahkan wilayah.
Baca Juga
Pasalnya, pengembangan ekonomi biru terjadi dalam ekosistem yang saling berkaitan antara aktivitas ekonomi, aspek lingkungan seperti keberlangsungan lautan, hingga aspek sosial di masyarakat. Hal tersebut tidak dapat dilakukan hanya oleh satu yurisdiksi, misalnya karena kondisi lautan perlu mendapatkan perhatian lintas negara.
"Ketiga, kita perlu kolaborasi regional dan multilateral untuk menghadapi isu lintas wilayah dalam hal ekonomi biru," katanya.
Mortensen menilai bahwa Indonesia memiliki modalitas cukup kuat untuk melakukan transisi energi hijau, karena melimpahnya sumber daya alam (SDA). Pada tahap awal transisi menuju energi hijau, Indonesia harus mampu menyeimbangkan pasokan (supply) dari energi fosil dan energi hijau.
Menurutnya, Indonesia pun harus mampu menyusun kerangka kebijakan transisi energi hijau yang ambisius, dapat diperhitungkan, dan transparan. Kerangka kebijakan itu dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan transisi dan upaya menarik investor.
Mortensen menghadiri pertemuan para menteri pembangunan dalam rangka Development Ministerial Meeting G20, yang berlangsung pada 7—8 September 2022. Sebelum pertemuan para menteri, terdapat dua side event yang membahas mengenai ekonomi biru (blue economy) dan isu kedigrantaraan (aerospace).