Bisnis.com, JAKARTA — Kerja sama emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan perusahaan asal China Taiyuon Iron & Steel (Group) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) dipastikan bakal memperkuat industri baja serta penguatan produk hilir dalam negeri ke depan.
Kemitraan untuk membangun pabrik feronikel di Blok Bahodopi itu direncanakan dapat menghasilkan 80.000 ton feronikel setiap tahunnya. Feronikel sendiri adalah bahan baku untuk pembuatan baja nir karat. Malahan pengembangan mutakhir untuk produk mineral itu diharapkan dapat ambil bagian pada rantai nilai kendaraan listrik di masa mendatang.
Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto mengatakan produksi feronikel untuk lima tahun ke depan masih diarahkan untuk memenuhi permintaan ekspor. Kesepakatan itu, kata Bernard, hasil diskusi dengan mitra asal China tersebut.
“Kemungkinan lima tahun pertama mungkin masih diekspor tergantung hasil diskusi, negosiasi kita secara komersial dengan partner,” kata Bernard saat saat acara Penandatangan Perjanjian Investasi Proyek Blok Bahodopi, Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Kendati demikian, Bernard mengatakan, pengembangan Blok Bahodopi ke depan bakal diarahkan untuk mendukung kegiatan hilirisasi nikel domestik. Hanya saja, rencana pengembangan itu dipatok untuk jangka waktu panjang seiring dengan upaya konversi feronikel menjadi nikel matte atau sulfat yang digunakkan sebagai komponen kendaraan listrik.
“Tidak menutup kemungkinan Blok Bahodopi ini untuk hilirisasi juga dalam jangka waktu panjang,” ujarnya.
Seperti diketahui INCO resmi menjalin kemitraan dengan perusahaan asal China Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) untuk membangun pabrik feronikel di Blok Bahodopi melalui Penandatanganan Perjanjian Investasi Proyek Blok Bahodopi pada Selasa (6/9/2022).
Pengerjaan proyek itu ditaksir akan menelan biaya investasi sebesar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp31,27 triliun. Adapun, kepemilikan saham Vale 49 persen, Tisco dan Xinhai 51 persen.
"Tapi mereka [Tisco dan Xinhai] akan membentuk JV lainnya di Singapura. Perusahaan itu nanti yang akan masuk ke proyek Bahodopi," terang Irmanto dalam konferensi pers, Selasa (6/9/2022).
Adapun, proyek ini rencananya akan didanai 70 persen dari pinjaman bank, dan 30 persen dari ekuitas masing-masing pemegang saham.
Untuk diketahui, proyek pengembangan smelter terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi, Sulawes Tengah termasuk dalam salah satu dari tiga proyek smelter yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Adapun, dua proyek smelter lainnya yaitu proyek pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomala Sulawesi Tenggara, dan Smelter Nikel Baterai Listrik di Halmahera Timur Maluku Utara.