Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Naik, Wamenkeu: Subsidi Tetap Bengkak Jadi Rp650 Triliun

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan anggaran subsidi energi tetap bengkak jadi Rp650 triliun di 2022 meski harga BBM naik.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara blak-blakan mengatakan anggaran subsidi energi hingga akhir 2022 dipastikan tetap membengkak ke posisi sekitar Rp650 triliun meski pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Jadi subsidi masih besar sekali sebenarnya masih Rp650 triliun meskipun ketika sudah melakukan peningkatan harga [BBM] khususnya sejak Sabtu kemarin,” kata Suahasil dalam Energy Corner, Senin (5/9/2022).

Suahasil menerangkan meningkatnya subsidi pada paruh kedua tahun ini disebabkan karena harga minyak mentah dunia yang masih tertahan tinggi yang diikuti dengan tren konsumsi masyarakat yang melebihi proyeksi awal tahun.

Selain itu, dia menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar cenderung melemah. Kurs tahun ini berada di angka Rp14.750 atau lebih tinggi dari asumsi awal Rp14.400.

“Meskipun sudah menaikkan harga ini kan efeknya untuk September, Oktober, November Desember. Karena itu kita lihat saja sampai akhir tahun pasti ABPN akan tetap mengalokasikan Rp650 triliunan untuk membantu harga tetap stabil,” ujarnya.

Hitung-hitungan Kementerian Keuangan menunjukkan subsidi berpotensi melejit ke posisi Rp653 triliun jika harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) berada di posisi US$99 per barel. 

Di sisi lain, subsidi energi diproyeksikan berada di angka Rp640 triliun apabila harga ICP sebesar US$85 per barel sampai akhir tahun. 

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar hingga Pertamax kendati harga minyak mentah dunia belakangan terkontraksi cukup dalam dari level US$100 per barel. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga minyak mentah dunia masih cenderung fluktuatif kendati terlihat pelemahan belakangan ini. Dengan demikian, Arifin menegaskan harga minyak mentah di perdagangan hari-hari ini tidak dapat menjadi patokan untuk kebijakan jangka panjang.

“Harga minyak mentah trennya turun naik setiap hari, ini tidak bisa dijadikan patokan jangka panjang,” kata Arifin saat konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022). 

Menilik situasi itu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari posisi awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Selain itu, pemerintah turut mengerek harga Pertamax nonsubsidi dari sebelumnya Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper