Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer Tesla Inc. Elon Musk mengatakan dunia membutuhkan lebih banyak minyak dan gas saat ini untuk mengatasi kekurangan energi sambil mendorong transisi ke energi terbarukan.
Dilansir Bloomberg, orang terkaya di dunia ini mengatakan hal tersebut dalam konferensi energi di Norwegia pada Senin (29/8/2022). Ia menambahkan bahwa bukan orang yang anti terhadap bahan bakar fosil.
"Saat ini, kita sebenarnya membutuhkan lebih banyak minyak dan gas, bukan lebih sedikit. Pada saat yang sama, kita harus memiliki jalan yang jelas menuju masa depan energi yang berkelanjutan,” ungkap Elon seperti dikutip Bloomberg.
Elon membuat komentarnya ketika Eropa sedang bergulat dengan krisis energi terburuk dalam beberapa dekade, dengan Rusia menurunkan pengiriman gas alam ke wilayah tersebut dan pemadaman pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis semakin mengurangi pasokan. Harga energi telah melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Politisi Eropa telah mengalokasikan sekitar 280 miliar euro (US$278 miliar) untuk meringankan beban biaya yang melonjak untuk bisnis dan konsumen, tetapi risiko bantuan dikerdilkan oleh skala krisis. Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat para menteri energi untuk membahas solusi di seluruh Eropa.
Elon mengatakan transisi ke ekonomi berkelanjutan harus dilakukan secepat mungkin, menambahkan bahwa angin laut memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan. Pada kesempatan ini, ia juga mengungkapkan dukungan terhadap energi nuklir.
Baca Juga
“Jika Anda memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang dirancang dengan baik, Anda tidak boleh mematikannya – terutama saat ini,” kata Elon.
Di saat negara-negara seperti Prancis, Spanyol dan Swedia mendukung energi nuklir, Jerman berencana untuk menutup tiga pembangkit listrik tenaga nuklir yang tersisa pada akhir tahun.
Meskipun koalisi yang berkuasa di negara itu mendapat tekanan untuk memperpanjang masa operasi pembangkit tersebut karena krisis saat ini, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menegaskan kembali pandangannya bahwa tenaga nuklir tidak dapat diandalkan.
Norwegia, tuan rumah konferensi energi ONS tempat Musk berbicara, berada di tengah-tengah transisi itu sendiri. Negara yang mendapatkan sebagian besar listriknya dari tenaga air telah menjadi pengadopsi awal mobil listrik berkat insentif pemerintah dan berencana untuk hanya menjual kendaraan bebas emisi pada tahun 2050.
Pada saat yang sama, Norwegia merupakan negara yang kaya akan minyak dan menggunakan cadangan devisa negara senilai US$1,2 triliun untuk menutupi kekurangan pengeluaran anggaran.
Elon Musk mengatakan pergeseran ke kendaraan listrik membutuhkan lebih banyak bahan baku baterai termasuk besi dan lithium, dengan kendala yang datang dari pemrosesan ke bentuk yang sangat murni.
Industri itu perlu berkembang secara besar-besaran sehingga sel baterai yang cukup dapat dibuat untuk menggantikan energi yang disediakan oleh bahan bakar fosil, tambahnya.
Tesla memproduksi produk termasuk mobil listrik, atap surya, dan baterai yang berkontribusi untuk dekarbonisasi sektor transportasi dan energi.
“Tujuan pembuat EV selalu untuk mempercepat keberlanjutan. Itu masih menjadi tujuan utama kami sejauh ini,” pungkasnya.