Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Carbon Capture Masih Perlu Pemantik

Untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060 di Indonesia, diperlukan sebuah akselerasi melalui penerapan sejumlah teknologi.
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, BADUNG - Penurunan tingkat emisi global melalui teknologi carbon capture dinilai masih memerlukan nilai investasi yang sangat besar.

Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan guna mencapai target nol emisi karbon pada 2060, diperlukan sebuah akselerasi melalui penerapan sejumlah teknologi.

Untuk di sektor minyak dan gas bumi, penerapan carbon capture storage (CCS) /carbon, capture, utilization, and storage (CCUS) menjadi salah satu solusi yang dapat digenjot.

Kendati demikian, Dannif penggunaan teknologi tersebut masih terkendala oleh besarnya biaya investasi yang besar bagi para pelaku industri.

"Masih butuh dukungan pemerintah dalam bentuk insentif, subsidi, dan juga kerja sama strategis karena untuk kebutuhan capex masih menjadi tantangan yang besar," ujarnya dalam acara Implementation of CCS/CCUS to Advancing Energy Transitions, Senin (29/8/2022).

Senior Vice Presidet Research & Technology PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan saat ini pemerintah telah memberikan dukungan berupa pemberian insentif pajak.

Di samping itu, Oki menambahkan pemerintah telah memberikan dana khusus untuk pendidikan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan agar dapat mengembangkan teknologi tersebut.

Ke depannya, lanjut Oki, pemerintah juga akan menerapkan nilai ekonomi karbon (NEK) yang akan dijalankan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kita butuh beberapa dukungan pemerintah," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper