Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Malaysia Melesat 8,9 Persen pada Kuartal II/2022

Ekonomi Malaysia diproyeksikan akan melesat lebih jauh untuk sisa tahun ini.
Menara Petronas atau Twin Tower di Malaysia/Pegipegi
Menara Petronas atau Twin Tower di Malaysia/Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Malaysia mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 8,9 persen pada kuartal II/2022, dibandingkan dengan ekspansi lima persen pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Dilansir dari The Straits Times pada Jumat (12/8/2022), Bank Negara Malaysia mengatakan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) diangkat sampai batas tertentu oleh basis rendah Full Movement Control Order (FMCO) pada Juni 2021, pertumbuhan pada April dan Mei 2022 sangat kuat.

Selain itu, Bank Negara Malaysia menyatakan permintaan domestik terus menguat, ditopang oleh pemulihan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan. Senada, pertumbuhan yang lebih tinggi juga mencerminkan normalisasi aktivitas ekonomi, seiring dengan pergerakan negara menuju endemisitas dan pembukaan kembali perbatasan internasional.

"Ekspor tetap didukung oleh kuatnya permintaan produk E&E. Secara sektoral, sektor jasa dan manufaktur terus mendorong pertumbuhan," kata Bank Negara dalam keterangannya, seperti dikutip pada Jumat (12/8/2022).

Adapun secara kuartalan, ekonomi Negeri Jiran itu meningkat 3,5 persen, di mana pada kuartal I/2022 mencapai 3,8 persen.

Dengan demikian, Bank Negara Malaysia mengatakan dengan pertumbuhan pada semester I/2022 sebesar 6,9 persen, ekonomi Malaysia diproyeksikan akan berkembang lebih jauh untuk sisa tahun ini.

Gubernurnya Tan Sri Nor Shamsiah menjelaskan bahwa sementara permintaan eksternal dapat menghadapi hambatan dari pertumbuhan global yang lebih lambat, ekonomi Malaysia akan terus didukung oleh permintaan domestik yang kuat.

"Pertumbuhan juga akan mendapat manfaat dari perbaikan kondisi pasar tenaga kerja dan kedatangan wisatawan yang lebih tinggi, serta implementasi proyek investasi multi-tahun yang berkelanjutan,” ujarnya.

Namun, dia menambahkan pertumbuhan Malaysia tetap rentan terhadap pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan, seperti adanya eskalasi konflik geopolitik lebih lanjut dan gangguan rantai pasokan yang memburuk.

Bank sentral mengatakan selama kuartal tersebut, inflasi utama dan inflasi inti masing-masing meningkat menjadi 2,8 persen dan 2,5 persen.

Inflasi inti yang lebih tinggi mencerminkan perbaikan kondisi permintaan di tengah lingkungan biaya tinggi, dengan kenaikan harga terutama didorong oleh makanan yang jauh dari rumah dan bahan makanan lainnya.

Dari sisi perkembangan nilai tukar, Bank Negara mengatakan ringgit terdepresiasi sebesar 4,6 persen terhadap dolar AS di kuartal kedua, yang tercatat hingga 10 Agustus 2022 sebesar -6,3 persen secara year-to-date.

Hal ini sebagian besar mencerminkan penguatan dolar AS yang berkelanjutan menyusul pengetatan kebijakan moneter AS yang agresif, meningkatnya penghindaran risiko investor karena prospek pertumbuhan global yang lebih lemah dan konflik militer di Ukraina.

Meskipun demikian, kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi Malaysia membantu meredam dampak penurunan dari perkembangan eksternal ringgit selama kuartal tersebut.

Bank Negara mengatakan sementara pasar keuangan domestik akan terus mengalami episode volatilitas yang tinggi, limpahan ke intermediasi keuangan domestik diperkirakan akan tetap terkendali, didukung oleh posisi eksternal Malaysia yang sehat dan sistem perbankan yang kuat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper