Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Was-was dengan Konflik China vs Taiwan, Nih Dampaknya!

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku was-was dengan konflik China vs Taiwan. Ternyata ini dampaknya ke perekonomian.
Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam APBN Kita/Bisnis - Anggara Pernando
Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam APBN Kita/Bisnis - Anggara Pernando

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku was-was seiring memanasnya konflik antara China vs Taiwan dalam beberapa waktu terakhir.

Dia mengatakan awalnya dunia merasa bisa mengelola pandemi Covid-19. Namun, Sri Mulyani muncul risiko baru terhadap perekonomian dunia yang berdampak pada tekanan ekonomi global.

"Apa ini artinya? Di lingkungan ekonomi global, pasca atau sesudah dua tahun pandemi kondisinya tidak baik-baik saja," ujarnya saat konferensi pers APBN Kita, Kamis (11/8/2022).

Pertama, dia mengatakan pandemi Covid-19 menimbulkan disrupsi sisi fiskal, distribusi barang tidak berjalan lancar. Menurutnya, hal itu menyebabkan tingginya permintaan tidak bisa dipenuhi dari sisi produksi karena sesudah dua tahun pandemi normalisasi tidak mudah terjadi.

Namun, katanya, dalam situasi itu muncul kondisi geopolitik yang menimbulkan eskalasi ketegangan sampai perang Rusia vs Ukraina. Sri Mulyani juga mengungkapkan ketegangan juga melonjak tinggi di Taiwan, akibat perseteruan China dan Amerika Serikat (AS).

"Ini pasti akan menimbulkan tambahan risiko pada disrupsi sisi fiskal. Nah, di sisi lain seluruh negara di dunia selama pandemi counter cyclical melalui strategi fiskal dan moneter sehingga permintaan mulai pulih pd 2021-2022," imbunya.

Namun, Sri Mulyani mengatakan akibat adanya disrupsi suplai akibat pandemi dan geopolitik, sementara demand side meningkat menyebabkan inflasi yang melonjak sangat tinggi.

Dia menuturkan inflasi di Amerika Serikat dan Eropa tertinggi 40 tahun terakhir. Dengan inflasi bergejolak sangat tinggi, lanjutnya, dilakukan respon kebijakan moneter melalui pengetatan likudiitas dan suku bunga.

"Ini menimbulkan efek spillover ke berbagai negara. Volatilitas pasar keuangan melonjak, capital outflow terjadi di negara berkembang dan emerging sehingga menekan nilai tukar rupiah dan meningkatkan cost of fund atau lonjakan biaya utang," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper