Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pembangunan jalan tol dari Lampung ke Sumatera Selatan belakangan berhasil meningkatkan traffic Sumatera-Jawa hingga 40 persen.
Bahkan, kata Erick, tersambungnya tol telah mendongkrak pertumbuhan angkutan logistik mencapai 140 persen.
"Ini captive market, jika dari 20 juta kendaraan tersebut sekitar 1 persennya tinggal di Bakauheni sehari dua hari, maka akan mendorong lahan pekerjaan baru,” kata Erick dalam Seminar Nasional Jilid 4: Membangun Aglomerasi Sumatera Bagian Selatan yang digelar Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (MASPRO), Jumat (05/08/2022).
Menurut Erick, potensi yang dimiliki Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) relatif besar seiring dengan pembangunan jalan tol yang menghubungkan sejumlah daerah di kawasan tersebut. Dia berharap potensi itu dapat dimaksimalkan.
“Proyek jalan tol yang sedang pemerintah bangun menjadi pendorong ekosistem baru, sehingga Lampung bisa menjadi penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari provinsi lain. Khususnya sebagai penyangga Jawa,” kata dia.
Di sisi lain, dia menambahkan, kementeriannya bakal mendorong ekosistem pertanian lewat permodalan serta infrastruktur untuk memperlancar proses distribusi di kawasan Sumatera Selatan. Langkah ini diharapkan dapat mendorong transformasi ekonomi di daerah-daerah.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan siap mendukung wilayah Sumbagsel sebagai episentrum ekonomi yang baru. Tak hanya menyediakan pasokan listrik yang andal, PLN juga bersinergi dengan BUMN lainnya berkomitmen menyediakan sistem pertanian yang modern, murah dan ramah lingkungan.
PLN telah merancang sistem kelistrikan yang terintegrasi dengan rencana pembangunan tol demi mendukung sektor pertanian di Sumatera.
“Untuk penguatan sistem kelistrikan, sedang dibangun juga transmisi 275 kV dari Aceh sampai ke Lampung. Kemudian dari jalan tol itu dibangun exit-exit, yang kami melihat di situlah ada penambahan pelanggan PLN yang baru. Di dalamnya ada pertanian, perkebunan, ada tambak dan lain-lain," jelas Darmawan.
Dengan program "Electrifying Agriculture" PLN siap menyokong Sumbagsel sebagai kawasan aglomerasi terintegrasi untuk pangan dan pembangunan di seluruh Sumatra. Program ini akan mendorong sektor pertanian menjadi lebih maju dan modern dengan mengganti alat-alat mesin pertanian (Alsintan) berbahan bakar fosil yang mahal dan merusak lingkungan ke teknologi berbasis listrik yang murah dan ramah lingkungan.
"Kalau ada penggilingan padi beli solar 1 liter harganya Rp16.000, itu setara dengan 1,2 kWh listrik yang harganya hanya Rp1.800. Jadi kalau pindah dari BBM solar ke listrik mengurangi biaya sekitar 80 persen. Untuk itulah kami melakukan Electriying Agriculture dalam mendukung ketahanan pangan," jelas Darmawan.
PLN berkomitmen memperluas program ini di daerah-daerah seluruh Indonesia. Khusus di Sumatera Bagian Selatan, tercatat 12.482 pelanggan "Electrifying Agriculture" yang sudah menggunakan listrik dalam meningkatkan produktivitasnya. Total kebutuhan listrik dari para pelanggan ini mencapai 381 megavolt ampere (MVA) hingga Juni 2022.
Tak berhenti di situ, Darmawan menjelaskan, PLN juga telah memetakan potensi program Electrifying Agriculture yaitu di perkebunan sawit, peternakan ayam, tambak udang, pengolahan tebu, pabrik tapioka, hingga pompa sumur untuk pengairan.
"Kami sudah hitung total kebutuhan listrik calon pelanggan untuk Electrifying Agriculture ini sekitar 6,2 MVA," jelas Darmawan.
Dia memastikan PLN siap mengamankan seluruh kebutuhan listrik pelanggan karena saat ini cadangan daya listrik di Sumbagsel melimpah. PLN mencatat daya mampu di sistem kelistrikan Sumbagsel mencapai 5.283 megawatt (MW) dengan beban puncak 4.001 MW, sehingga ada cadangan daya 1.282 MW.