Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara terkait tudingan yang menyebut Indonesia berada dalam kontrol China. Luhut pun membeberkan data-data untuk membantah tudingan tersebut.
“Dulu defisit kita US$27 miliar dengan China, kemudian turun jadi US$17 miliar. Tahun lalu Rp2 miliar sekian. Tahun ini per kuartal kemarin saya baru terima data, surplus US$500 juta. Tahun ini kita mungkin US$1 sekian miliar,” kata Luhut pada Silatnas dan Ultah ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI AD melalui YouTube, Jumat (5/8/2022).
Luhut mengatakan bahwa bukti lain Indonesia tidak dikontrol China adalah Negeri Tirai Bambu memberlakukan antidumping sebesar 20 persen untuk Indonesia.
“Jadi kalau ada yang bilang kita dikontrol sama China, saya kadang-kadang bingung. Ini yang ngomong ngerti tidak sama angka?” ujarnya.
Luhut mengaku sangat paham dengan data karena selalu diberikan informasi oleh anak buahnya yang milenial dan paham isu. Dari situ, dia menyimpulkan Indonesia tengah berada di jalur yang benar.
Sementara itu, Luhut meminta publik jangan alergi dengan China. Dia mencontohkan dalam membuat ekosistem kendaraan listrik, yaitu membangun pabrik baterai, Indonesia bekerja sama dengan konsorsium perusahaan milik China, Korea Selatan, dan dalam negeri.
Luhut memang mendorong perusahaan China sebagai awalan investasi. Berdasarkan pengalamannya, Negeri Tirai Bambu bisa diajak diskusi, mau berbagi teknologi, dan paling utama adalah mudah diatur.
“Itu yang penting bagi saya. Nah sekarang kita bawa [perusahaan] yang lain-lain masuk,” ungkapnya.