Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Jadi Ancaman, Ekonomi RI Bisa Tumbuh di Atas 5 Persen?

Benarkah ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen pada tahun ini, meski inflasi membayangi?
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan tetap kuat di tengah ancaman laju inflasi yang meningkat tinggi. Benarkah ekonomi RI bisa tumbuh di atas 5 persen pada 2022?

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan bahwa sektor konsumsi rumah tangga akan menjadi mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun.

Meski demikian, laju inflasi yang tinggi dikhawatirkan masih akan menjadi tantangan bagi perekonomian ke depan.

Pada Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi domestik telah mencapai 4,94 persen secara tahunan (year-on-year), melebihi target Bank Indonesia pada kisaran 2 hingga 4 persen.

Faisal mengatakan, tingkat inflasi yang telah melampaui kisaran sasaran inflasi tentunya dapat mempengaruhi daya beli rumah tangga sampai tingkat tertentu.

Namun demikian, imbuhnya, kinerja ekspor yang tetap kuat yang didorong oleh lonjakan harga komoditas global dapat menghasilkan pendapatan ekspor dan pendapatan fiskal yang tidak terduga.

“Hal ini memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi dan alokasi bantuan sosial yang dapat menjaga konsumsi rumah tangga,” katanya, Rabu (3/8/2022).

Windfall pada pendapatan negara akibat harga komoditas unggulan Indonesia yang tinggi juga dapat mengurangi defisit anggaran menuju konsolidasi fiskal pada 2023.

“Dengan permintaan domestik yang sehat, pertumbuhan ekspor yang stabil, kondisi fiskal yang hati-hati, dan manajemen Covid-19 yang solid, kami melihat bahwa ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh sekitar 5,17 persen pada 2022,” kata dia.

Faisal pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini akan meningkat di atas level 5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut diperkirakan berasal dari sektor konsumsi rumah tangga.

Hal ini tercermin dari permintaan domestik yang diperkirakan terus membaik di tengah pelonggaran PPKM, serta didorong oleh faktor musiman libur Ramadan dan Lebaran yang mendorong mobilitas masyarakat dan perputaran uang.

Selain itu, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi secara tahunan juga diperkirakan tetap solid, sejalan dengan akselerasi pertumbuhan kredit.

"Kinerja ekspor juga diperkirakan tetap kuat, tumbuh dua digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh permintaan eksternal yang tetap terjaga dan sektor pariwisata yang membaik," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper