Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gejolak Pangan, Indonesia Bakal Pacu Produksi Jagung hingga 13 Ton per Hektar

Indonesia mau tidak mau harus mencukupi kebutuhan jagung secara mandiri di tengah retriksi ekspor global yang tengah melanda.
Pekerja mengeringkan jagung yang baru dipipil di Desa Balongga, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/9/2021). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional khusus untuk sektor pertanian jagung hingga akhir Agustus 2021 telah mencapai Rp1,76 triliun yang disalurkan kepada 72.070 debitur. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Pekerja mengeringkan jagung yang baru dipipil di Desa Balongga, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/9/2021). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional khusus untuk sektor pertanian jagung hingga akhir Agustus 2021 telah mencapai Rp1,76 triliun yang disalurkan kepada 72.070 debitur. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya meningkatkan produksi jagung nasional yang saat ini 5 ton menjadi 10-13 ton per hektar (ha). Hal tersebut menyusul harga pangan global yang terus meroket, dengan jagung sendiri saat ini mencapai US$335 per ton atau Rp5.000 per kg.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan hal tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas hari ini mengenai penguatan ekosistem pangan nasional.

“Pemerintah akan meningkatkan produksi nasional di daerah yang baru di Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara dan Kalimantan Utara dengan total luas lahan 141.000 hektar dan 86.000 hektar merupakan lahan baru,” ujar Airlangga dalam keterangan pers bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo, Senin (1/8/2022).

Menurut Ketum Partai Golkar itu, Indonesia mau tidak mau harus mencukupi kebutuhan jagung secara mandiri di tengah retriksi ekspor global yang tengah melanda.

“Kita ketahui China produksi besar tapi ekspor terbatas. Ekspor cukup besar adalah India tapi India bisa setop ekspor juga. Maka penting untuk mengekstensifikasi dengan saat ini per hektarnya 5 ton bisa ditingkatkan bisa jadi 10-13 ton per hektar,” ungkapnya.

Dia menuturkan upaya peningkatan produksi jagung adalah dengan ekstensifikasi dan mendorong Genetically Modified Organism (GMO) dan hibrida. Dari segi hibrida pemerintah sudah mendorong bibit unggul jagung yang bisa memproduksi antara 10,6-13,7 per hektar.

“Ada 14 varietas antara lain pertiwi 3N1, Witi, NK Perkasa, Singa, Bima, Dahsyat dan P36 dan yang lainnya. Hibrida ini berbasis hibrida nasional,” ujar Airlangga.

Adapun, produksi nasional sendiri, kata Airlangga, saat ini diperkirakan untuk kadar air 27 persen sampai akhir tahun bisa 25 juta ton atau dengan kadar air 14 persen bisa setara 18,6 juta ton. “Tentu kita memiliki cadangan jagung 3 juta ton,” ucapnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa untuk membantu petani, pemerintah tengah mengalokasikan Rp1.800 triliun hingga 2024. Hal itu agar petani bisa mengajukan kredit untuk pengadaan Alsintan atau alat dan mesin pertanian.

Dia menyampaikan kredit usaha rakyat dari Rp373 trililiun juga dinaikkan menjadi Rp460 triliun tahun depan.  Dengan anggaran sebesar itu, menurutnya petani jagung bakal leluasa meningkatkan produksi jagung.

“Bapak presiden berharap dengan adanya ekstensifikasi, perluasan lahan baru maka meningkatkan produksi. Dan produksi ini bisa dipersiapkan sesuai demand dalam negeri dan demand dari negara lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper