Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah tercatat menguat dan inflasi naik 0,5 persen secara bulanan (month-to-month/MtM) pada penutupan pekan ini.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau pemulihan ekonomi nasional yang berlangsung.
Berikut perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah pada pekan ini:
Perkembangan Nilai Tukar 25—29 Juli 2022
Pada akhir Kamis (16/6/2022):
1. Rupiah ditutup di level (bid) Rp14.930 per dolar AS, menguat dari pekan lalu.
2. Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 7,27 persen.
3. DXY melemah ke level 106,35.
4. Yield US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 2,676 persen.
Pada pagi hari Jumat (17/6/2022):
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.850 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke level 7,21 persen
Aliran Modal Asing (Pekan IV Juli 2022):
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 123,66 bps per 28 Juli 2022 dari 135,54 bps per 22 Juli 2022.
- Berdasarkan data transaksi 25 Juni—28 Juni 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,6 triliun, terdiri dari beli neto di pasar SBN senilai Rp3,28 triliun dan jual neto di pasar saham senilai Rp1,32 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 28 Juli 2022 (year-to-date/YtD), nonresiden jual neto Rp138,95 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp57,85 triliun di pasar saham.
Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada pekan IV Juli 2022, perkembangan inflasi sampai diperkirakan sebesar 0,5 persen (month-to-month/MtM).
- Penyumbang utama inflasi Juli 2022 sampai dengan pekan IV yaitu cabai merah senilai 0,17 persen (MtM), bawang merah 0,10 persen (MtM), bahan bakar rumah tangga 0,08 persen (MtM), angkutan udara 0,06 persen (MtM), cabai rawit 0,04 persen (MtM), dan rokok kretek filter 0,02 persen (MtM).
- Komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng 0,06 persen (MtM), jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02 persen (MtM), serta telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen (MtM).
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," ujar Erwin pada Jumat (29/7/2022).