Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyayangkan realisasi investasi sektor hulu minyak dan gas (Migas) di Indonesia masih relatif rendah di tengah harga komoditas yang tinggi sejak awal tahun ini.
Ma’ruf meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia untuk segera merumuskan kebijakan fiskal yang atraktif untuk menarik minat investor berinvestasi di Indonesia.
“Untuk mendorong peningkatan investasi hulu Migas, saya minta agar Menteri ESDM dan juga Menteri Investasi merumuskan langkah-langkah yang dapat memberikan daya tarik fiskal bagi investor,” kata Ma’ruf saat membuka Forum Kapasitas Nasional II 2022 di Jakarta Convention Center, Rabu (27/7/2022).
Ma’ruf beralasan realisasi investasi di sektor hulu Migas baru mencapai US$3,8 miliar atau 36 persen dari target investasi yang ditetapkan pada tahun ini sebesar US$13,2 miliar. Padahal, Ma’ruf menuturkan, harga minyak mentah dunia sedang berada di posisi yang bagus untuk meningkatkan investasi di industri hulu Migas domestik.
Dengan demikian, dia meminta, Arifin dan Bahlil untuk tidak ragu memangkas perizinan yang menghambat investasi pada sektor Hulu Migas di dalam negeri. Menurutnya, momentum kenaikan harga komoditas mesti ikut mengerek realisasi investasi di sektor hulu Migas tersebut.
Mengutip Bloomberg, Selasa (26/7/2022), harga West Texas Intermediate berjangka naik di atas US$97 per barel setelah naik 2,1 persen pada Senin (25/7/2022). Adapun pada 10.46 WIB, harga WTI telah bertengger di US$98 per barel atau melonjak 1,59 persen.
Harga minyak patokan AS masih naik hampir 30 persen tahun ini, sebagian karena arus perdagangan terbalik dari Rusia. Kesenjangan antara WTI dan Brent telah melebar menjadi hampir US$9 per barel, menunjukkan ketatnya pasokan lebih terasa di Eropa daripada di AS. Permintaan bensin Amerika juga telah berkurang.
“Harga minyak dunia sudah menyentuh US$117 per barel dan harga gas US$90 per MMBTU, sehingga saat ini merupakan momentum terbaik untuk menarik investasi asing di hulu migas,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi siap jual atau lifting migas sepanjang semester I/2022 masih di bawah target.
Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga Juni 2022 tercatat sebesar 616.600 barel per hari. Capaian itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2022 sebesar 704.000 barel per hari.
Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sampai dengan semester I/2022 tercatat 5.326 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2022 sebesar 5.800 mmscfd.