Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Standard Chartered Naikkan Proyeksi Ekonomi RI, Sinyal Pemulihan Lebih Cepat?

Laporan proyeksi ekonomi RI disampaikan oleh Standard Chartered pada hari ini, Senin (25/7/2022).
Standard Chartered/Bloomberg
Standard Chartered/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — PT Standard Chartered Bank Indonesia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,1 persen pada tahun ini. Sinyal pemulihan ekonomi datang lebih cepat?

Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra menjelaskan bahwa proyeksi itu tercantum dalam laporan Global Focus–Economic Outlook Q3/2022. Laporan itu disampaikan oleh Standard Chartered dalam acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H2 2022 untuk Indonesia pada hari ini, Senin (25/7/2022). 

Aldian menilai bahwa Indonesia berpotensi mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat pada 2022. Tren tersebut sejalan dengan proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia yang mengalami percepatan, karena adanya pemulihan kondisi di China, hingga peningkatan aktivitas jasa dan pariwisata pascapandemi di seluruh kawasan.

"Standard Chartered juga optimis tentang perekonomian Indonesia, dan meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB negara pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 4,8 persen, dan mempertahankan perkiraan pertumbuhan pada tahun 2023 di tingkat 5,1 persen," ujar Aldian dalam laporan seperti dikutip, Senin (25/7/2022).

Dia menilai bahwa terdapat peluang besar terjadinya pemulihan ekonomi yang lebih luas pada semester II/2022. Hal itu didukung membaiknya mobilitas dan aktivitas ekonomi berpotensi mendongkrak kinerja perekonomian, terutama di sektor perdagangan, transportasi, manufaktur, dan jasa.

Standard Chartered memperkirakan bahwa harga komoditas masih akan tetap tinggi pada semester II/2022. Kondisi itu bisa berdampak positif bagi Indonesia, khususnya bagi industri pertambangan dan pengolahan komoditas, dan seharusnya memberikan ruang kebijakan untuk mendukung pertumbuhan melalui pendapatan fiskal yang lebih tinggi.

"Permintaan yang melambung setelah pandemi, dan terisolasinya daya beli konsumen Indonesia terhadap guncangan harga energi di tingkat global, diperkirakan akan menopang pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini," kata Aldian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper