Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Investasi Rp1.200 Triliun, Ekonom: Tantangan Berat di Semester II/2022

Ekonom mengungkap tantangn berat untuk mencapai realisasi investasi Rp1.200 triliun.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah baju coklat) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau langsung Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Rabu (8/6/2022) / Setwapres
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah baju coklat) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau langsung Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Rabu (8/6/2022) / Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai realisasi investasi Rp1.200 triliun hingga akhir tahun yang ditargetkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi tantangan yang cukup berat di semester II/2022.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi di semester I/2022 mencapai Rp584,6 triliun. Artinya, masih ada Rp615,4 triliun lagi yang perlu dikejar untuk mencapai target investasi dari Presiden Jokowi.

"Saya sih bukannya pesimis, cuma harus ada effort lebih untuk mendorong realisasi investasi di tengah inflasi global yang naik [dibarengi] kenaikan tren suku bunga," kata Bhima kepada Bisnis, Rabu malam (21/7/2022).

Dia menuturkan kekhawatiran lainnya adalah terjadinya resesi ekonomi yang dapat menurunkan konsumsi domestik maupun kinerja ekspor. Apalagi, kata Bhima, nilai nikel di pasar internasional mulai mengalami koreksi sebulan terakhir, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor untuk menambah realisasi modalnya di industri nikel.

Lebih lanjut, dia menuturkan industri nikel memang berkaitan dengan baterai mobil listrik dan mobil listrik, ekosistem yang saat ini tengah di bangun oleh pemerintah Indonesia. Namun dengan adanya resesi ekonomi, Bhima memprediksi permintaan untuk kendaraan juga akan mengalami penurunan.

"Tantangan di semester II/2022 akan jauh lebih kompleks, terutama dengan adanya tekanan dari G20 untuk tidak jor-joran menurunkan tarif pajak," imbuhnya. 

Karena itu, pemerintah harus lebih kreatif dan tidak hanya mengandalkan insentif pajak untuk menarik investasi ke Indonesia.

Menurutnya, pemerintah dan pemerintah daerah harus bisa berkolaborasi untuk mencapai target realisasi investasi lebih tinggi pada semester II/2022. 

"Infrastruktur, kawasan industri, kemudian regulasi, aktifnya pemda, kreatifitas dari daerah juga untuk menjemput bola, SDM, itu juga menjadi faktor yang krusial sekarang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper