Bisnis.com, SIMALUNGUN - Co-Chair Women20 (W20) Dian Siswarini mengatakan, pertemuan W20 menawarkan dan memiliki kesempatan penting dalam memastikan pemulihan ekonomi yang inklusif dengan menempatkan peran perempuan setara dengan laki-laki.
Sebagai perempuan yang berkarir di bidang telekomunikasi dan teknologi digital, saat dipilih menjadi Co-chair W20, Dian mengatakan ingin fokus memberdayakan perempuan dalam bidang teknologi digital.
Paling tidak, kata Dian, perempuan pelaku usaha di pedesaan yang memang jadi fokus W20, melek internet dan bisa memanfaatkannya untuk memajukan usahanya.
“XL Axiata membantu mengatasi kesenjangan literasi digital antara perempuan dan laki-laki melalui aplikasi sisternet bersama dengan Kementerian PPPA. Jadi, ada kesinambungan antara gerakan sisternet yang sudah dijalankan XL sejak 2015 dengan forum W20 ini,” kata Dian, saat ditemui di acara KTT W20 di Simalungun, Danau Toba, Rabu (20/7/2022).
Selain melalui aplikasi sisternet, XL Axiata juga terus membangun infrastruktur digital, terutama di wilayah sekitar Danau Toba sehingga kebutuhan turis akan akses telekomunikasi dan internet yang prima di kawasan ini terpenuhi.
Sesudah menyediakan infrastruktur digitalnya, kata Dian, perseroan bersama Kementerian PPPA dan Kowani juga mendampingi perempuan-perempuan pedesaan di wilayah Parapat Danau Toba yang memiliki usaha untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan.
Baca Juga
“Jadi selain ada aplikasi, ada kelas inkubasinya. Ini yang nantinya terwujud dalam bentuk gerakan sispreneur. Inkubasi untuk perempuan yang ingin membuka usaha UMKM. Pada saat pembukaan KTT W20, Menteri PPPA dan Menteri Parekraf sudah mengunjungi UMKM pemenang kelas inkubasinya,” kata Dian yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO XL Axiata.
Dian melihat, UMKM memiliki peran sangat penting dalam perekonomian nasional sekaligus menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga. Dari data Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 60 persen UMKM itu diinisiasi atau dijalankan oleh kaum perempuan.
“Melalui Presidensi G20 Indonesia dan W20 sebagai engagement groupnya, momentum langka dan besar ini harus kita maksimalkan dengan mengambil peran memperlihatkan kepada dunia sejauh mana kemajuan dan keseriusan Indonesia dalam pemberdayaan perempuan,” jelas Dian.
Lebih lanjut, Dian mengatakan, teknologi digital seperti internet membantu perempuan pemilik bisnis UMKM untuk meningkatkan bisnisnya yang secara langsung akan berdampak pada kemampuan finansial keluarganya.
“Pemberdayaan perempuan pelaku UMKM itu sebenarnya universal, jadi legacy ini bukan hanya berlaku di Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Hanya saja, tantangan dan peluang setiap perempuan UMKM itu berbeda-beda di tiap negara,” tambahnya.
Minim Modal dan Akses Pemasaran
Di Indonesia, menurut Dian, tantangan perempuan untuk berbisnis itu lebih pada bias gender yang melekat, seperti anggapan kurang cocok menjalankan usaha, sulitnya izin dari suami, minimnya akses terhadap pemodalan atau kredit perbankan hingga terbentur dengan urusan domestik atau rumah tangga.
"Dengan kondisi seperti itu, teknologi digital bisa membantu perempuan menjalankan bisnisnya sembari merawat keluarga dan urusan domestik. Melalui internet, perempuan pelaku UMKM bisa melakukan marketing dari rumah dengan menjual melalui platform e-commerce misalnya," tutur dia.
Sementara itu, terkait dengan skema pembiayaan bagi perempuan pelaku usaha UMKM seperti yang diajukan dalam komunike W20, Dian mengatakan pemerintah bisa dan harus menyisihkan pendapatan dari pajak korporasi, sebesar satu persen.
“Jadi hasil dari pajak itu bisa disisihkan untuk pembiayaan UMKM. Kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk melakukan pelatihan, pendampingan, edukasi keuangan atau literasi keuangan dan juga literasi digital kepada UMKM. Pasalnya, banyak UMKM perempuan yang memang masih unbankable sehingga sulit mengakses pembiayaan untuk usaha,” jelasnya.
Senada dengan Dian, Direktur Utama BPODT (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba) Jimmy Bernando Panjaitan mengatakan bersama dengan Dekranasda Sumut dan 8 Pemerintah Kabupaten yang mengapit Danau Toba memberdayakan UMKM lokal di seputar kawasan destinasi wisata tersebut.
“Dalam UMKM Expo di KTT W20 ini, kami tampilkan produk-produk UMKM lokal. Ini ada juga inkubasi yang sudah dikurasi pesertanya. Nantinya juga akan ada business matching yang mempertemukan antara UMKM-UMKM Indonesia dan lokal Toba yang akan dipertemukan dengan investor. Kami harapkan masyarakat akan mendapatkan manfaat sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya dari event internasional yang diselenggarakan saat ini,” kata Jimmy.
Seperti diketahui, ajang KTT W20 digelar di Parapat, Kabupaten Simalungun yang menjadi lokasi wilayah wisata super destinasi Danau Toba. Kegiatan itu dibuka pada Selasa (19/7) oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Isu penting Komunike yang disepakati W20 di Parapat akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo selaku presiden G20 untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam pertemuan G20 presidensi pada November 2022.