Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia genap 69 tahun sejak dikeluarkannya UU darurat tentang dibangunnya Bank Negara Indonesia (BNI) pada 5 Juli 1946. Memiliki tujuan utama untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, berikut tujuan tugas dan peran Bank Indonesia.
Bank Indonesia awalnya dicikal bakali oleh hadirnya De Javasche Bank yang berubah nama menjadi Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Setelah melewati perjalanan yang panjang, kini keberadaan Bank Indonesia masih eksis sebagai sebuah bank sentral di Indonesia.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh yang terbebas dari campur tangan pemerintah. Ketetapan tersebut termuat dalam UU Republik Indonesia No. 6/2009 yang memberikan status serta kedudukan Bank Indonesia sebagai suatu Lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan Bank Indonesia
Dalam lingkup kerjanya sebagai bank sentral Indonesia, sejatinya Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal. Yakni, mencapai dan memelihara nilai rupiah selaku mata uang Negara Republik Indonesia.
Nilai kestabilan rupiah mencakup dua aspek utama, yakni aspek kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Kedua aspek kestabilan tersebut dapat dilihat dari perkembangan laju inflasi hingga perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Tugas Bank Indonesia
Untuk mencapai tujuannya tersebut, Bank Indonesia memiliki 3 tugas utama yang harus dilakukan guna menopang terwujudnya kestabilan nilai rupiah yang terpelihara.
Baca Juga
Dalam praktiknya, Bank Indonesia memiliki 3 bidang tugas utama yang dianalogikan sebagai tiga pilar. Berikut tiga tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral RI guna memelihara kestabilan nilai rupiah di panggung ekonomi nasional maupun internasional.
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Stabilitas sistem keuangan.
Komitmen Bank Indonesia dalam mewujudkan kestabilan nilai rupiah dapat dilihat dari perannya melakukan pengelolaan di bidang moneter, sistem pembayaran, hingga stabilitas sistem keuangan. Berikut peran Bank Indonesia dalam mewujudkan kestabilan nilai rupiah berdasarkan masing-masing bidang tugasnya.
1. Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan
Kebijakan moneter yang didirikan oleh suatu negara memiliki dampak yang signifikan pada stabilitas keuangan. Untuk itu, peranan Bank Indonesia dalam upaya memelihara stabilitas keuangan dapat dilihat dari bagaimana Bank Indonesia menetapkan suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
Seperti yang diketahui, kebijakan moneter yang terlalu mengikat justru akan jadi bumerang bagi kelangsungan kegiatan ekonomi suatu negara. Begitu pula sebaliknya, kebijakan moneter yang terlalu longgar juga tak kalah berisiko.
Menjawab hal tersebut, Bank Indonesia menerapkan sebuah kebijakan yang disebut Inflaction Targeting Work (ITF), yang merupakan sebuah kerangka kerja dengan kebijakan moneter yang dicanangkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan ke depannya.
Tak berhenti sampai disitu, Bank Indonesia terus berperan aktif dalam menekan tingkat krisis keuangan global yang mengancam kestabilan nilai tukar rupiah, seperti yang terjadi pada tahun 2008/2009 semasa kepemimpinan SBY.
Pada krisis keuangan global yang terjadi pada saat itu, Bank Indonesia melakukan penyelamatan stabilitas sistem keuangan guna menahan perekonomian dalam negeri agar tetap tangguh dengan menerapkan flexible ITS, yakni sebuah sistem pengendalian inflasi.