Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Pajak Naik, Sri Mulyani Bakal Kurangi Utang hingga Rp216 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pembiayaan utang hingga akhir 2022 diperkirakan hanya mencapai Rp757,6 triliun.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam acara Launching Simbara dan Penandatanganan MoU Sistem Informasi Terintegrasi dari Kegiatan Usaha Hulu Migas yang diadakan secara virtual, Selasa (8/3/2022)/Bisnis-Ni Luh Angela
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam acara Launching Simbara dan Penandatanganan MoU Sistem Informasi Terintegrasi dari Kegiatan Usaha Hulu Migas yang diadakan secara virtual, Selasa (8/3/2022)/Bisnis-Ni Luh Angela

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pembiayaan utang hingga akhir 2022 diperkirakan hanya akan mencapai Rp757,6 triliun.

Pembiayaan utang tersebut turun drastis jika dibandingkan dengan target APBN Tahun Anggaran yang sebesar Rp973,6 triliun.

Proyeksi ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan target pemerintah dalam Perpres 98/2022 yang ditetapkan sebesar Rp943,7 triliun.

“Ini Rp216 triliun lebih rendah dari Perpres 982022. Dari perpres yaitu penurunannya sangat tajam, 22 persen,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7/2022).

Penurunan target pembiayaan tersebut sejalan dengan perkiraan defisit APBN yang dapat ditekan hingga ke level 3,92 persen dari PDB.

Bahkan, realisasi APBN pada semester I/2022 tercatat mengalami surplus sebesar Rp73,6 triliun atau mencapai 0,39 persen dari PDB.

Realisasi pendapatan negara pada semester I/2022 tercatat mencapai Rp1.317,2 triliun atau mencapai 58,1 persen dari target Perpres 98/2022, atau tumbuh sebesar 48,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, realisasi belanja negara tercatat telah mencapai Rp1.243,6 triliun atau 40,0 persen dari target Perpres 98/2022, atau tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun lalu.

Pada semester I/2022 pun, Sri Mulyani mengatakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp182,4 triliun, turun 60,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Defisit dan keseimbangna primer terlhat disini, defisit malah positif dan dari sisi keseimbangan primer positif Rp259,7 triliun. Ini positif dari keseimbangna primer yang sangat besar dan pertama kali dalam 4 tahun terakhir,” jelasnya.

Hingga akhir tahun, pemerintah memproyeksikan pendapatan negara akan mencapai Rp2.436,9 triliun dengan penerimaan pajak mencapai Rp1.608,1 triliun. Sejalan dengan itu, belanja negara hingga akhir tahun diperkirakan mencapai Rp3.169,1 triliun.

“Kami berharap dengan kondisi cost of fund yang semakin tinggi, penurunan penerbitan utang akan memposisikan Indonesia dalam posisi yang jauh lebih aman dan baik,” jelas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper