Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah tercatat melemah dan inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali di kisaran 0,50 persen (month-to-month/mtm).
Bank Indonesia (BI) dalam laporannya mencatat, nilai tukar Rupiah per Kamis (23/6/2022) ditutup melemah di level (bid) Rp14.835 per dolar AS dan dibuka pada level (bid) Rp14.833 per dolar AS pada Jumat (24/6/2022).
Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun di 7,40 persen pada Kamis (23/6/2022) dan turun pada level 7,38 persen pada Jumat (24/6/2022).
Sementara, untuk yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 3,087 persen.
Bank Indonesia mencatat indikator aliran modal asing pada pekan keempat Juni 2022, hasilnya premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 130,99 bps per Kamis (23/6/2022) dari 130.84 bps per 17 Juni 2022.
Berdasarkan data transaksi 20 hingga 23 Juni 2022, non residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp8,35 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp5,25 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp3,10 triliun.
Baca Juga
Sedangkan, berdasarkan data setelmen sampai dengan 23 Juni 2022 (ytd), non residen jual neto Rp105,09 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp67,55 triliun di pasar saham.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat Juni 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat diperkirakan sebesar 0,50 persen (month-to-month/mtm).
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu cabai merah sebesar 0,17 persen mtm, cabai rawit 0,11 persen, bawang merah 0,08 persen dan telur ayam ras sebesar 0,05 persen.
"Penyumbang inflasi juga berasal dari tomat sebesar 0,04 persen, air kemasan, nasi dengan lauk, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,02 persen, kangkung, bayam, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 pesen," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/6/2022).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05 persen, daging ayam ras sebesar 0,04 persen, angkutan antar kota sebesar 0,03 persen. Kemudian daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen.