Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikea Putuskan Cabut dari Rusia, Opsi Tutup Pabrik dan PHK Karyawan Diambil

Ikea memutuskan akan menjual pabrik, menutup kantor, dan mengurangi 15.000 tenaga kerjanya di Rusia.
Pengunjung di depan toko Ikea di Rusia/ Bloomberg
Pengunjung di depan toko Ikea di Rusia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Peritel asal Swedia, Ikea, memutuskan akan menjual pabrik, menutup kantor, dan mengurangi 15.000 tenaga kerjanya di Rusia, setelah invasi Moskow ke Ukraina yang masih berlanjut.

Langkah itu dilakukan setelah Ikea menutup sementara toko dan menghentikan pasokan di Rusia. Perusahaan bergabung dengan eksodus massal ketika perusahaan-perusahaan Barat bergegas untuk mematuhi sanksi Barat dan di tengah ancaman Kremlin akan menyita aset asing.

Perusahaan Swedia terus membayar karyawan dan akan melakukannya hingga akhir Agustus 2022.

Pada hari Rabu (15/6/2022), Ikea mengatakan tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan penjualan di negara tersebut, di mana perusahaan membuka toko pertamanya pada tahun 2000, di masa mendatang.

Akibatnya, pemilik merek Inter Ikea, yang juga bertanggung jawab atas pasokan, mengatakan sekarang akan mulai mencari pembeli untuk empat pabriknya dan akan menutup secara permanen dua kantor pembelian dan logistik di Moskow dan Minsk, serta memangkas stafnya.

Ikea memiliki 15.000 karyawan di negara itu, 12.500 di antaranya bekerja di Ingka Group yang memiliki semua toko Ikea di Rusia.

“Sayangnya, situasinya belum membaik, dan perang yang menghancurkan terus berlanjut. Bisnis dan rantai pasokan di seluruh dunia telah sangat terpengaruh dan kami tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan operasi dalam waktu dekat,” kata Ingka Group dalam sebuah pernyataan.

Namun, Ingka, yang juga salah satu pemilik pusat perbelanjaan terbesar di dunia, tetap membuka 14 malnya di Rusia, dengan merek “MEGA”.

Perusahaan mengatakan ingin memastikan orang memiliki akses ke kebutuhan dasar mereka, termasuk pakaian, bahan makanan, dan apotek, tetapi terus mengevaluasi situasi.

Sayangnya, Ingka menolak untuk mengomentari rencananya untuk 17 toko yang tutup, mengatakan dalam email bahwa perusahaan masih menjelajahi berbagai opsi.

Langkah-langkahnya sejauh ini berbeda dari beberapa perusahaan besar Barat lainnya, seperti McDonald's dan pembuat mobil Prancis Renault, yang telah menjual aset mereka kepada pembeli lokal dan keluar dari Rusia sepenuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper