Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekor! Pupuk Kaltim (PKT) Raup Laba Rp3,19 Triliun Kuartal I/2022

Perolehan laba Pupuk Kaltim (PKT) dalam tiga bulan pertama tahun ini, setara dengan separuh dari pencapaian sepanjang tahun lalu yaitu Rp6,12 triliun.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, BONTANG – PT Pupuk Kaltim (PKT) pada kuartal I/2022 membukukan laba bersih sebesar Rp3,19 triliun, melesat hampir empat kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perolehan laba PKT dalam tiga bulan pertama tahun ini, setara dengan separuh dari pencapaian sepanjang tahun lalu yaitu Rp6,12 triliun.

“Selama bulan April saja, perolehan laba Pupuk Kaltim telah mencapai sekitar Rp2 triliun. Ini karena windfall profit kenaikan harga komoditas dunia,” kata Dirut PKT Rahmad Pribadi di sela-sela kunjungan pabrik PKT di Bontang, Selasa (7/6/2022).

Rahmad menjelaskan, kenaikan harga komoditas dunia membuat produk turunan dari bahan baku pupuk ikut naik. Dia mencontohkan, amonia sempat menyentuh level US$1.000 per ton, padahal sebelumnya berada di level US$400-US$500 per ton.

Begitu juga dengan Kalium sebagai bahan baku NPK sempat menyentuh level US$1.100 per ton dari sebelumnya sebesar US$530 per ton.

Dengan kenaikan harga ini, sambungnya, PKT diuntungkan karena manajemen telah memupuk bahan baku sebelum terjadi perang Rusia-Ukraina. Menurutnya, pada tahun ini untuk bahan baku pupuk yang impor masih aman.

Seperti diketahui, PKT pada 2021 mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 3,43 juta ton per tahun, amonia sebesar 2,74 juta ton per tahun, dan NPK sekitar 300.000 ton per tahun.

Dari jumlah tersebut, mayoritas dijual ke pasar ekspor. Pada 2020 saja pangsa pasar ekspor urea PKT mencapai 69 persen dari total 2,23 juta ton produk urea nasional yang dijual ke luar negeri. Adapun, pasar domestik PKT mencapai 41 persen dengan total konsumsi 5,22 juta ton.

Untuk amonia, BKT menguasai 29 persen pangsa ekspor dari total 1,65 juta ton. Sementara itu, pangsa pasar domestik mencapai 83 persen dari total kebutuhan 460.000 ton.

Hingga kuartal I/2022, produksi pupuk PKT mencapai 1,6 juta ton atau 99,58 persen. Dengan perincian, amoniak sebanyak 763.000 ton, urea sebesar 768.000 ton, dan NPK sekitar 68.000 ton. Dari produksi itu, sebanyak 892.000 ton telah dilepas ke pasar lokal dan luar negeri.

Seperti diketahui, PKT memiliki 13 pabrik dengan komposisi lima pabrik amonia, lima pabrik urea, satu pabrik NPK fused granulation, satu pabrik NPK blending, dan pabrik satu boiler batu bara, di kawasan seluas 443 hektar di Bontang, Kaltim.

Dengan kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton urea dan 2,74 juta ton amoniak setiap tahun, PKT menjadi produsen urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk NPK sendiri, PKT memiliki kapasitas sebesar 300.000 ton tahun.

Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta menambahkan untuk mempertahankan konsistensi kinerja positif perseroan akan memacu inovasi, seperti riset dan implementasi beragam teknologi mutakhir untuk efisiensi energi dan bahan baku.

“Dengan dilakukan proses revitalisasi unit amonia Pabrik-2 yang nantinya dapat menurunkan pemakaian gas bumi hingga 4 mmbtu/ton,” ujarnya.

Selain itu, perseroan melakukan transformasi digital, mulai dari produksi, distribusi hingga teknologi pemupukan. “Selama pandemi, PKT telah membuat 16 aplikasi dan berhasil meningkatkan produktivitas hingga 141 persen.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper