Bisnis.com, JAKARTA - Iran memperoleh kenaikan pendapatan dolar dari ekspor minyak, gas kondensat, gas alam, dan produk petrokimia lebih dari 60 persen dalam dua bulan pertama tahun kalender Iran.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (29/5/2022), Kementerian Minyak Iran mengatakan bahwa kenaikan tersebut tercatat dari 21 Maret hingga 21 Mei dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, seperti dilaporkan oleh kantor berita Shana.
Direktur Hubungan Masyarakat Kementerian Minyak Iran Ali Forouzandeh mengatakan pendapatan ekspor dari petrokimia naik menjadi US$2,45 miliar pada dua bulan pertama pada tahun kalender Iran yang dimulai pada 21 Maret.
Dia mengatakan angka tersebut mencerminkan transaksi mata uang asing pada platform perdagangan mata uang resmi Bank Sentral Iran untuk eksportir dan importir, yang dikenal sebagai NIMA, menurut Shana.
Sebelumnya, Iran dan Rusia memperkuat hubungan perekonomian seiring dengan sanksi berat dari AS yang ditujukan pada dua negara.
"Kami sepakat untuk mempercepat persiapan perjanjian di zona perdagangan bebas, dan membahas kerja sama di bidang nuklir secara rinci," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak di Teheran.
Baca Juga
Dia bertemu dengan ketua bersama komisi antar pemerintah Rusia-Iran. Dalam pertemuan, mereka juga membahas pertukaran pasokan minyak dan gas dan peningkatan investasi bersama dalam proyek hidrokarbon.
Perdagangan Rusia - Iran naik 81 persen mencapai rekor senilai US$3,3 miliar pada 2021. Presiden Iran Ebrahim Raisi berjanji untuk meningkatkan perdagangan dua arah menjadi US$10 miliar per tahun.
Sementara itu, Menteri Minyak Iran Javad Owji mengatakan Iran dan Rusia punya rencana ambisius untuk meningkatkan perdagangan menjadi US$40 miliar per tahun hingga 2025, menurut kantor berita Islamic Republic News Agency.