Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melaporkan dalam satu dekade, Indonesia telah berhasil meningkatkan akses sanitasi layak dari 55 persen pada 2010 menjadi 80 persen pada 2021.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, praktik Buang Air Besar (BAB) sembarangan di tempat terbuka telah mengalami penurunan yaitu 5 persen di 2021 dari 19 persen pada 2010.
"Target kita tentu 0 persen pada 2024," kata Suharso dalam Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional, Rabu (25/5/2022).
Peningkatan juga terjadi pada akses air minum. Suharso mengatakan, akses air minum meningkat dari 66 persen pada 2010 menjadi 91 persen pada 2021. Dengan laju peningkatan ini, kata dia, Indonesia masih berada pada jalur untuk mencapai target rencana pembangunan jangka menengah nasional.
Sayangnya, peningkatan tersebut secara kuantitatif tak diikuti dengan standar kualitasnya.
Berdasarkan hasil Susenas Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, dari 80 persen Rumah Tangga yang memiliki akses sanitasi layak, hanya 7 persen Rumah Tangga yang memiliki akses aman.
Kemudian, dari 91 persen Rumah Tangga yang memiliki akses untuk air minum layak, hanya 12 persen yang dinilai aman dan 19 persen yang memiliki air minum jaringan perpipaan.
Suharso mengakui, penyediaan air minum terutama di wilayah perkotaan dengan adanya PDAM memang sebuah tantangan besar sehingga diperlukan penyesuaian yang terintegrasi sedemikian rupa.
"Air limbah domestik kita harus tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Utamanya tidak mengancam kualitas air minum. Kalau dilihat dari proporsi akses aman terhadap akses layak, tampak bahwa pemenuhan akses aman itu perlu segera menjadi perhatian kita sebagaimana yang saya sampaikan tadi," ujarnya.