Bisnis.com, JAKARTA — Airbus SE optimistis dengan prospek pesawat bisnis pada tahun ini meskipun kawasan Eropa tengah menghadapi dampak perang Rusia dengan Ukraina serta lockdown di China.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (22/5/2022), produsen pesawat asal Eropa ini mencatatkan kenaikan penjualan pada 2022 setelah adanya lima pesanan pesawat korporasi, empat di antaranya adalah untuk varian A220.
Kepala Global Corporate Jets Airbus Benoit Defforge mengatakan terdapat prospek yang cerah dari Timur Tengah dan Amerika Serikat.
"Kami harus menghadapi tantangan selama 12 - 18 bulan. Kami mengantisipasi kesempatan di Timur Tengah untuk beberapa tahun ke depan," kata Lefforge.
Terdapat lebih dari 60 pesawat korporasi yang terbang di Timur Tengah dengan rata-rata usia lebih dari 10 tahun. Untuk itu, akan ada banyak kesempatan untuk memperbarui armada.
Kendati AS adalah pasar yang lebih sulit, kata Defforge, rebound pasar di sana berarti juga ada banyak ruang untuk pertumbuhan.
Sementara itu, pasar di China menjadi lebih menantang karena sulitnya akses ke negara itu setelah adanya pembatasan pergerakan akibat kenaikan kasus Covid.
Di samping itu, perusahaan juga harus menyetop penjualan di Rusia untuk memenuhi sanksi.
A220 versi corporate jet ini akan mengudara pada tahun depan dan diperkirakan akan mendapat momentum penjualan yang positif. Dengan demikian, Airbus meyakini dapat memproduksi lima hingga 10 unit pesawat korporat dalam setahun.
Pesawat ini merupakan pesawat dengan kelas bisnis yang berdasarkan dari model A220-100. Model ini diluncurkan pada 2020, tetapi tidak ada pesanan pada 2021.