Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan Korsel Bakal Kompak Tambah Sanksi ke Rusia

Kedua negara berjanji berkolaborasi untuk mengamankan pasokan energi, termasuk bahan bakar fosil dan uranium.
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat dan Korea Selatan berjanji untuk menekan Rusia dengan sanksi dan pembatasan ekspor.

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (21/5/2022), kedua negara berjanji berkolaborasi untuk mengamankan pasokan energi, termasuk bahan bakar fosil dan uranium. Hal itu berdasarkan pernyataan bersama Presiden Joe Biden dan Presiden Yoon Suk Yeol di Seoul.

Dalam pernyataan tersebut, perang di Ukraina menjadi ancaman utama bagi tatanan internasional.

Yoon mengatakan setelah pertemuan perdana dengan Biden, tragedi itu harus segera diselesaikan secepatnya

Sementara itu, Biden mengatakan tengah berada pada titik belok dalam sejarah dunia, dengan demokrasi dan otokrasi bersaing untuk supremasi.

Kunjungan Biden ini merupakan yang pertama di Asia. Sementara itu, Yoon yang merupakan mantan jaksa baru saja terpilih menjadi presiden pada Maret.

"Kedua pemimpin menegaskan bahwa mereka akan memastikan implementasi yang efektif dari langkah-langkah negara mereka masing-masing untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut,” menurut pernyataan itu.

AS telah berupaya meningkatkan tekanan ekonomi pada Rusia atas invasinya ke Ukraina. AS juga tengah mempersiapkan peningkatan skala sanksi kepada Rusia.

Upaya itu termasuk persiapan untuk mengizinkan pengabaian berakhir minggu depan yang secara efektif akan memblokir pembayaran obligasi Rusia kepada investor AS.

Pembatasan tersebut akan memotong jalan yang digunakan Rusia untuk membayar kupon, yang berpotensi memaksa Moskow melakukan default obligasi asing pertama dalam satu abad.

Pemerintah juga mempertimbangkan rencana untuk mengenakan batas harga pada minyak Rusia melalui penggunaan sanksi sekunder yang akan memblokir pembeli asing melakukan bisnis dengan perusahaan AS, menurut sebuah laporan di New York Times.

Seoul memang bergabung dengan AS dan negara-negara lain dalam melepaskan cadangan minyak strategis dalam upaya untuk menstabilkan lonjakan pasar energi global.

Korea Selatan mengambil langkah langka dengan memberlakukan kontrol ekspor terhadap Rusia atas invasi Ukraina, seperti semikonduktor, komputer, peralatan komunikasi dan navigasi.

Sementara itu, Korea Selatan telah mengurangi volume impor minyak Rusia dalam beberapa pekan terakhir, tetapi tetap menjadi importir penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper