Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapan Tarif Listrik Pelanggan 3.000 VA Naik? Ini Kata Sri Mulyani

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan terkait rencana kenaikan tarif dasar listrik atau TDL bagi pelanggan 3.000 Volt Ampere (VA) ke atas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan kenaikan tarif dasar listrik atau TDL bagi pelanggan 3.000 Volt Ampere (VA) ke atas bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat yang rentan akibat gejolak harga komoditas pada tahun ini.

Kenaikan TDL bagi pelanggan menengah ke atas itu bakal dialihkan untuk menutup beban kompensasi dan subsidi pada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang mencapai Rp44,1 triliun pada tahun ini.

Ihwal rencana kenaikan TDL pelanggan 3.000 VA ke atas itu, Sri meminta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan PT PLN untuk segera menyiapkan tahapan implementasi kebijakan tersebut.

“Pelanggan listrik di atas 3.000 VA dilakukan penyesuaian untuk itu nanti tolong tanya ke PLN persiapannya dan Menteri ESDM mengenai kapan langkah-langkah itu [diimplementasikan],” kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/5/2022).

Kendati demikian, Sri memastikan, alokasi subsidi dan kompensasi energi lewat perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 relatif tinggi. Dia berharap kenaikan alokasi itu dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional yang masih pada tahap awalan.

“Alokasi subsidi dan kompensasi naik luar biasa besar Rp350 triliun di atas Rp154 triliun yang disediakan APBN saat ini, itu semua untuk melindungi rakyat dan ekonomi agar bisa bertahan di dalam situasi goncangan global,” tuturnya.

Bisnis sebelumnya sempat menghampiri Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo selepas rapat kerja Banggar DPR RI Ihwal Persetujuan Tambahan Kebutuhan Anggaran dalam Merespon Kenaikan Harga Komoditas, Kamis (19/5/2022). Bisnis mencoba bertanya lebih lanjut ihwal rencana kenaikan TDL bagi pelanggan 3.000 VA ke atas. Hanya saja, Darmawan enggan menanggapi permintaan Bisnis untuk melakukan wawancara.

Di sisi lain, Industri tekstil dan produk tekstil menyesalkan rencana pemerintah untuk menaikan tarif dasar listrik atau TDL bagi pelanggan 3.000 volt ampere (VA) ke atas di tengah membengkaknya ongkos produksi akibat fluktuasi harga bahan baku global. Di sisi lain sinyal pemerintah untuk menaikan TDL pada tahun ini juga dinilai tidak tepat saat masa pemulihan ekonomi nasional.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengkhawatirkan manuver pemerintah itu bakal menambah beban industri tekstil dalam negeri yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19.

“Sebetulnya kita harus korek lagi alasan PLN harus menaikkan harga listrik, sampai saat ini PLN belum terbuka kepada pelanggannya, meskipun dalam beberapa kesempatan kita sudah tanyakan berkali-kali,” kata Redma melalui pesan WhatsApp, Kamis (19/5/2022).

Malahan, Redma mengatakan, kenaikan TDL sering tanpa disertai dengan perbaikan pada kualitas layanan. Dalam sebulan, kata dia, rata-rata terjadi lima kali trip dengan rentan waktu lima hingga satu menit. Dia menyesalkan kualitas layanan listrik tidak selalu mengikuti kenaikan TDL.

“Bahkan pelanggan premium yang harga per kWh-nya jauh di atas pelanggan biasa masih harus mengalami trip,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper