Bisnis.com, JAKARTA-Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau IKAPPI menyayangkan pembukaan ekspor minyak sawit mentah (CPO) oleh pemerintah tidak dibarengi dengan terpenuhinya minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi, yakni Rp14.000/liter.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menilai bahwa ekspor seharusnya dibuka agar pendapatan negara juga tetap berjalan, tetapi kebutuhan dalam negeri harus terpenuhi.
“Kami menilai bahwa dibukanya ekspor CPO-Minyak Goreng kembali oleh presiden ini merupakan bukti bahwa ketidaksiapan menteri teknis melakukan regulasi dan capaian regulasi yang diharapkan oleh presiden,” kata Reynald dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/5/2022).
Dikatakannya, IKAPPI kecewa terhadap Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan karena tidak mampu melakukan realisasi perintah dari bapak presiden Republik Indonesia.
Presiden, ujar Reynald, mengharapkan agar HET bisa terpenuhi di pasar tradisional dan barang melimpah tetapi faktanya kami belum mendapati minyak goreng curah itu cukup melimpah di pasar tradisional.
“IKAPPI meminta kepada kementrian teknis untuk mencari formulasi yang tepat agar distribusi bisa berjalan dengan baik dan keberadaan minyak goreng melimpah di pasar, jika melimpah di pasar diharapkan harga terus menurun sampai detik ini harga masih di atas 17.000. Dikisaran 18.000 bahkan ada yang 19.000/ liter,” jelasnya.
Baca Juga
Diketahui, pemerintah akhirnya membuka keran ekspor minyak goreng dan crude palm oil (CPO) mulai Senin besok, 23 Mei 2022. Keputusan tersebut diumumkan oleh Presiden Joko Widodo melalui keterangan resminya secara virtual, Kamis (19/5/2022). Menurutnya, pembukaan keran ekspor CPO dan minyak goreng didasarkan atas pengecekan di lapangan dan laporan sejumlah kementerian terkait dengan penurunan harga minyak goreng dan penambahan pasokan.
“Sejak kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng diterapkan, pemerintah terus memantau dan mendorong berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pengecekan di lapangan dan laporan yang saya terima, alhamdulillah pasokan minyak goreng terus bertambah,” katanya.[
Berdasarkan data yang dimiliki Jokowi, kebutuhan nasional untuk minyak goreng mencapai 194.000 ton per bulan. Pada Maret lalu, sebelum pelarangan ekspor, Indonesia hanya mengantongi pasokan minyak goreng sebanyak 64,5 ribu ton. Namun, setelah dilakukan pelarangan ekspor pada April, Jokowi menyebutkan pasokan minak goreng melonjak menjadi 211.000 ton per bulan atau melebihi kebutuhan nasional per bulannya. Tak hanya itu, ia memaparkan bahwa rata harga minyak goreng curah sebelum larangan ekspor mencapai Rp19.800 per liter. tetapi, setelah adanya pelarangan ekspor minyak goreng dan CPO, harga minyak goreng curah turun di kisaran Rp17.200-Rp17.600 per liter.