Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah Indonesia belum berpikir untuk mengekspor Energi Baru Terbarukan (EBT) ke negara manapun.
"Silahkan investasi di Kepulauan Riau, tetapi kita belum terpikir untuk mengekspor EBT karena kita pakai dulu, dalam negeri cukup dulu. Silahkan kalau mau investasi, investasi dalam negeri. Karena kalau listriknya kita jual ke negara lain, maka industri itu akan lari ke sana," kata Bahlil dalam acara Road to G20: Investment Forum Kementerian Investasi/BKPM, Rabu (18/5/2022).
Hingga saat ini, pemerintah tengah gencar mendukung upaya dan program pengembangan EBT. Bahlil mengatakan produk yang dihasilkan industri tidak akan laku di pasaran global jika tidak menggunakan EBT. Pun masih menggunakan batu bara, harganya pasti jatuh.
"Cara-cara ini harus kita hentikan, untuk bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Silahkan teman-teman investor datang," ujarnya.
Pada Senin (16/5/2022), Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menandatangani Memorandum of Intent (MoI) dengan perusahaan Gurin Energy yang berbasis di Singapura dan PT Panah Perak Megasarana di di Hotel Hilton, Singapura. Ini dilakukan sebagai upaya mendorong kerja sama EBT.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (18/5/2022), penandatanganan tersebut disaksikan oleh Wakil Duta Besar RI untuk Singapura, Deputi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, dan perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta Badan-Badan Pengusahaan Wilayah Batam Bintan Karimun.