Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ingin Punya Bandara Mirip Changi Singapura

Kita sebagai negara yang berkeinginan sebagai hub harus belajar bagaimana eksistensi kita sebagai hub akan kita bentuk atau kita buat.
 Jewel Changi Airport/architecturaldigest
Jewel Changi Airport/architecturaldigest

Bisnis.com, SINGAPURA -- Indonesia akan belajar dari negara lain termasuk Singapura untuk membangun hub penerbangan internasional seiring dengan mulai pulihnya industri aviasi di dalam negeri.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan Indonesia dan Singapura merupakan dua negara yang unik karena keduanya mulai mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang pesawat. Saat ini, katanya, arus penumpang pesawat di rute domestik Indonesia telah mencapai 80% dari sebelum pandemi.

"Kita sebagai negara yang berkeinginan sebagai hub harus belajar bagaimana eksistensi kita sebagai hub akan kita bentuk atau kita buat," katanya menjelang ajang Changi Aviation Summit 2022 di Singapura, Senin (16/5/2022).

Saat ini, Budi Karya menjelaskan Indonesia telah merintis dua kerja sama internasional yaitu di Bandara Kuala Namu Deli Serdang Sumatra Utara dan di Bandara Hang Nadim Batam.

Di Bandara Kuala Namu, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) telah menggandeng GMR Airports Consortium sebagai mitra strategis untuk mengembangkan bandara internasional itu dengan investasi minimal Rp15 triliun. Pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kuala Namu dilakukan dengan skema kemitraan strategis berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar US$6 miliar termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp15 triliun.

Khusus Bandara Hang Nadim Batam, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) juga telah melakukan penandatanganan kerja sama pengelolaan Hang Nadim dengan PT Bandara Internasional Batam yang meurpakan konsorsium PT Angkasa Pura I - Incheon International Airport Corporation (IIAC) - PT Wijaya Karya Tbk. dengan masa pengelolaan 25 tahun.

"Apa yang sudah kita rintis, ada kerja sama internasional di Batam dan Kuala Namu yang membuat kita punya daya saing yang lebih bagus," papar Menhub.

Selain belajar membangun hub, Menhub yang diundang menjadi pembicara di acara Changi Aviation Summit 2022 pada Selasa (17/5/2022) akan memaparkan dinamika industri aviasi di Indonesia.

Menurutnya, industri penerbangan nasional memiliki kekuatan untuk terus tumbuh dan berkembang terutama pasar domestinya yang sangat besar.

"Kalau dalam negeri itu, ruang untuk tumbuh masih lebih banyak. Ini yang menjadi satu ajang yang perlu kita sampaikan ke internasional bahwa market Indonesia menjanjikan," tegasnya.

Selama 2 tahun pandemi, dia memaparkan industri aviasi Indonesia paling tertekan. Tekanan pandemi Covid-19 membuat bisnis aviasi turun hingga 80%. Komplikasi maslaah bertambah karena jumlah pesawat berkurang karena disertai ketidakmampuan maskapau secara ekonomi.

 Secara tradisional, Budi Karya menegaskan armada di dunia penerbangan hampir semua sewa.

"Jadi kalau kekurangan penerbangan [akibat pandemi] tentu mengakibatkan mereka tak mampu membayar sewa pesawat. Sekarang di Indonesia itu dari 550 unit pesawat menjadi 350 unit."

Untungnya, Menhub mengatakan kebijakan yang ditempuh Plt. Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto adalah mendisiplinkan pergerakan pesawat secara lebih maksimal menjelang periode Angkutan Lebaran 2022 cukup berhasil.

Dia mencontohkan satu pesawat yang selama pandemi hanya melayani 4 titik-5 titik landas landaa kini ditingkatkan menjadi 7 titik lepas landas atau menjadi 8 titik lepas landas sehingga terjadi efisiensi. 

Dengan strategi itu, Indonesia kini adalah satu negara masuk proses recovery penerbangan. Awalnya, pergerakan jumlah penumpang yang hanya 20% dari masa normal kini jumlah penumpang penerbangan sudah 80%. Bahkan di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sudah mencapai 95% dari masa normal.

Bayangkan, katanya, Bandara Soekarno-Hatta yang biasabya 1.200 pergerakan pesawat sekarang ini sudah mencapai 1.070 pergerakan pesawat per hari. "Dari H-3 Lebaran sampai sekarang terus tidak turun dari 1.070 pergerakan pesawat," kata Menhub.

Plt Dirjen Perhubungan Udara yang kini menjadi Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto menambahkan Kemenhub memang meminta maskapai meningkatkan utilitas pesawat dari biasanya 7 jam-8 jam per hari menjadi 11 jam-12 jam per hari.

Dengan strategi itu, Novie menyatakan arus penjmpang pesawat bisa dimaksimalkan kendati jumlah pesawat berkurang dari 550 unit menjadi 350 unit pesawat.

"Artinya ini akan mendorong pemulihan penerbangan. Khususnya untuk domestik," kata Novie.

Selain itu, dia menegaskan Kemenhhb meminta operator bandara membuka bandara lebih lama guna membantu operasional maskapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hendra Wibawa
Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper