Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mencatat, dari 5 juta lebih penerima program pembiayaan Ultra Mikro (UMi), 95 persen diantaranya merupakan perempuan.
Hal tersebut disampaikan PIP dalam side event G20 Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI), yang diadakan secara hybrid pada Rabu (11/5/2022). Adapun tema yang diangkat adalah “International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth”.
"Program UMi dirancang untuk memberikan pinjaman mikro yang dapat dengan mudah dan cepat diakses melalui Lembaga Keuangan Non-Bank. Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi usaha mikro, termasuk perempuan, pemuda, maupun usaha rintisan mikro, untuk mendapatkan dukungan keuangan sehingga dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi masyarakat," jelas Direktur Utama Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU-PIP) Ririn Kadariyah, Rabu (11/5/2022).
Sebagaimana diketahui, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, investasi, inovasi serta pertumbuhan ekonomi global.
Kendati demikian, masih banyak UMKM yang kesulitan dalam mengakses sumber pendanaan yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya. Ditambah dengan hadirnya pandemi Covid-19, UMKM semakin sulit berkembang.
Covid-19 juga membuat perempuan dan remaja menjadi lebih rentan. Asal tahu saja, perempuan cenderung bekerja pada sektor informal serta memiliki akses yang lebih sedikit atas perlindungan sosial. Sedangkan bagi kaum muda, pandemi Covid-19 telah menghancurkan pekerjaan mereka, menghilangkan produktivitas serta menurunkan pendapatan.
Baca Juga
Guna memastikan bahwa kelompok yang paling rentan dan kurang terlayani dapat memiliki akses ke layanan keuangan yang bertanggung jawab, mulai 2007 pemerintah menggelar program pembiayaan untuk UMKM yang disebut Kredit Usaha Rakyat atau KUR yang disalurkan oleh bank.
Besaran kredit rata-rata untuk KUR Mikro sekitar Rp14 juta, sementara banyak usaha Ultra Mikro yang membutuhkan pembiayaan kurang dari Rp10 juta, berdasarkan data Sistem Informasi Program Kredit (SIKP) di 2016.
Kemudian di 2017, Kementerian Keuangan meluncurkan program UMi yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) bernama PIP.
Dalam side event G20 GPFI tersebut, PIP juga menyampaikan bahwa sejak 2017 hingga akhir 2021, Program UMi telah menjangkau lebih dari 5 juta usaha Ultra Mikro dengan nilai pinjaman lebih dari Rp18 triliun atau lebih dari US$1,2 miliar. Melalui 55 mitra non-bank, UMi telah menjangkau 508 dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Menariknya, data yang ada menunjukkan bahwa 95 persen penerima UMi adalah perempuan. PIP juga mebeberkan, sebanyak 91 persen mengambil pinjaman mikro UMi di bawah Rp5 juta rupiah, serta 96 persen dari sektor bisnis adalah sektor ritel kecil.
"Fakta menarik lainnya dari data 5 tahun adalah adanya peningkatan jumlah debitur yang lebih muda. Proporsi debitur dengan usia di bawah 30 tahun meningkat dari hanya 8 persen pada tahun 2017 menjadi 18 persen pada tahun 2021," ungkap PIP.
Sebagai informasi untuk tahun 2022, PIP ditargetkan untuk menambah 2 juta debitur baru. Ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.