Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Polemik Impor Jagung hingga Poros Ekonomi China - Rusia

sejumlah isu turut menjadi sorotan mulai dari polemik impor jagung, hubungan China dan Rusia, penguatan manufaktur dalam negeri hingga konektivitas ruas tol Trans Sumatra.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo memanen dalam acara panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo memanen dalam acara panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia masih menjadi salah satu importir jagung meski perlahan jumlah tersebut menunjukkan penurunan. Tekanan terhadap impor ini memang beberapa kali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. 

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyentil soal impor jagung maupun kedelai yang masih berlangsung hingga kini. Padahal, geografis Indonesia masih cocok untuk menanam jenis pangan tersebut. Bagaimana pemerintah menyelesaikan masalah impor ini? 

Pemetaan jalan keluar impor jagung diulas secara komprehensif di Bisnisindonesia.id. Selain itu, sejumlah isu turut menjadi sorotan mulai dari hubungan China dan Rusia, penguatan manufaktur dalam negeri hingga konektivitas ruas tol Trans Sumatra. 

Berikut sejumlah berita pilihan yang disajikan secara komprehensif dan analitik khas Bisnisindonesia.id:

1. Memetakan Jalan Keluar Polemik Impor Jagung

Indonesia dinilai masih memiliki kapasitas menanam komoditas sendiri, terutama untuk jagung dan kedelai, mengingat masih banyaknya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam komoditas pangan tersebut.

Rendahnya penyerapan jagung lokal dalam rantai pasok industri pangan nasional masih menjadi persoalan yang harus segera dicarikan jalan keluarnya agar Indonesia benar-benar bisa lepas dari ketergantungan impor. 

Volume produksi jagung nasional terus meningkat dari 19,6 juta ton pada 2015 menjadi 30,1 juta ton pada 2018. Dengan capaian volume produksi jagung yang terus meningkat, Indonesia semestinya bisa terlepas dari ketergantungan impor jagung. 

Kenyataannya, Indonesia baru bisa terlepas dari impor jagung untuk pakan ternak setidaknya mulai 2019. Berdasarkan data BPS, Indonesia hanya mengimpor jagung untuk kebutuhan bahan baku industri dan pangan sesuai dengan Permendag 21/2018 tentang impor jagung. 

Di dalam Permendag itu juga disebutkan bahwa untuk impor jagung pakan ternak mesti melalui Rakortas dan dilaksanakan oleh BUMN khususnya Bulog. Bagaimana langkah yang diperlukan agar RI benar-benar terlepas dari impor komoditas ini? 

2. China-Rusia, Poros Pesaing Dominasi Ekonomi-Politik Barat

Hubungan Rusia dan China semakin dekat seiring dengan konflik antara negara pecahan Uni Soviet itu dengan Barat. Perlahan Rusia dan China dinilai akan menjadi poros ekonomi dan politik global penantang dominasi Barat. 

Invasi Rusia ke Ukraina serta posisi China yang berseberangan dengan AS dan sekutunya dalam menyikapi peristiwa tersebut menjadi penanda paling kuat hubungan baik China dengan Rusia.

Belakangan, bank sentral China dan Rusia dikabarkan bakal membahas penggunaan dan peningkatan sistem pembayaran nasional di kedua negara yakni Mir Rusia dan China UnionPay. Keputusan ini akan diputuskan oleh bank sentral kedua negara dalam waktu yang belum ditentukan. 

Lalu, bagaimana keduanya membangun poros persaingan melawan ekonomi juga politik Barat? 

3. Hutama Karya Terus Pacu Konektivitas Ruas Tol Trans-Sumatra

PT Hutama Karya (Persero) terus memacu pembangunan konektivitas ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Hingga kini, perseroan telah mengoperasikan sejumlah ruas tol JTTS seperti tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,4 kilometer. 

Lalu tol Terbanggi Besar – Kayu Agung sepanjang 189 km, tol Palembang – Indralaya sepanjang 21,93 km, tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km, tol Medan – Binjai sepanjang 17,2 km, tol Binjai – Langsa (seksi 1) sepanjang 11 km, dan tol Sigli – Banda Aceh seksi 2, 3, dan 4 sepanjang 35,85 kilometer. 

Saat ini, Hutama Karya tengah menggenjot penyelesaian ruas tol Indralaya – Prabumulih sepanjang 65 km yang saat ini progressnya mencapai 79 persen. Bagaimana strategi badan usaha plat merah itu menyelesaikan target konektivitas tol sepanjang Sumatra?

4. Menjaga Penguatan Manufaktur dengan Melemahkan Impor

Industri manufaktur masih dihadapkan pada sejumlah risiko perlambatan meskipun Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia dalam 3 bulan terakhir memperlihat pergerakan yang cukup bagus. 

Terbaru, PMI manufaktur pada April 2022 berada di level 51,9 atau lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di posisi 51,3. Artinya, sektor manufaktur Indonesia masih berada pada level ekspansif.

Penguatan sektor manufaktur yang juga bersamaan dengan penguatan ekspor ini diyakini dapat mendukung makin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2022. Kendati demikian, belum stabilnya kondisi perekonomian global turut membayangi perekonomian di dalam negeri.

Tensi geopolitik Rusia-Ukraina, inflasi, dan kemacetan rantai pasok bahan baku menjadi sejumlah faktor yang patut diwaspadai karena dapat menekan kinerja manufaktur dalam negeri meskipun tengah terjadi perbaikan permintaan. Bagaimana upaya penguatan manufaktur dalam negeri di tengah gejolak tersebut?

5. Memacu Produksi Migas Nonkonvensional demi Minyak 1 Juta Barel

Pemerintah mendesak kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS minyak dan gas bumi untuk mempercepat kegiatan eksploitasi migas nonkonvensional sehingga target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (Bscfd) gas alam pada 2030 bisa tercapai.

Harapannya, kontribusi dari lapangan migas nonkonvensional (MNK) bisa mencapai 100.000 barel per hari pada 2030. Itu sebabnya, kegiatan eksploitasi harus segera dilaksanakan, mengingat butuh waktu yang cukup panjang untuk menggarap MNK karena dari segi usia reservoir-nya masih terbilang muda. Belum lagi biaya yang dibutuhkan untuk mengembangan MNK tidaklah sedikit.

Kendati demikian, dengan penggunaan teknologi yang tepat diyakini dapat memperkecil tantangan yang ada dalam mengembangkan lapangan MNK. 

Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mendukung sekaligus mendorong pengembangan lapangan MNK, terutama menyangkut aturan mainnya melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2021 tentang tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Migas. Seberapa efektif kebijakan tersebut?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper