Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus meyakini momentum lebaran 2022 dapat menjadi titik balik bagi industri pariwisata.
Kembali diizinkannya rutinitas mudik alias pulang kampung diyakini akan turut memacu sektor tersebut, yang dalam dua tahun terakhir terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Pandemi yang paling cepat kena dampak, tetapi pas mobilisasi sudah dibuka, pariwisata juga yang paling cepat pulih. Ini titik baliknya di momen Idulfitri,” ujar Heri, Kamis (5/5/2022).
Heri menambahkan bahwa apabila sudah membaik, normalisasi pariwisata berpotensi terus berlanjut. Meskipun, dia meyakini bahwa pemerintah tetap mesti melakukan pengawasan, mengingat virus Covid-19 masih belum hilang sepenuhnya.
Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mengamini pendangan Heri.
Dengan adanya kemudahan untuk mobilisasi di kondisi, Didien juga sepakat bahwa protokol kesehatan akan jadi kunci. Sebab, hanya dengan penurunan tingkat penurunan pula industri pariwisata dapat terus melanjutkan akselerasinya.
“Saya mengharapkan bahwa dengan adanya mudik jangan sampai membawa Covid-19, sehingga industri pariwisata dapat sukses, karena tanggung jawab kita untuk mempertahankan itu,” ujar Didien, Kamis (5/5/2022).
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno telah memperkirakan momen lebaran bisa memberikan perputaran jumbo untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandi menjelaskan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara di Indonesia pada 2020 mencapai Rp1,5 juta. Sedangkan, wisatawan nusantara yang berasal dari Pulau Jawa dan berkunjung ke destinasi di Pulau Jawa rentang rata-rata pengeluarannya mencapai Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta.
Maka, asumsi mudik melibatkan sekitar 48 juta orang, total uang yang dikeluarkan oleh seluruh pemudik selama momen lebaran dapat mencapai Rp72 triliun.
Secara spesifik, Heri dan Indef tidak berkomentar lebih lanjut tentang seberapa akurat perkiraan Sandi. Yang jelas, dia pun sepakat bahwa potensi perputaran uang pada momen libur dan mudik lebaran 2022 tergolong besar.
“Berapapun angkanya, ini jumlah fantastis dalam perputaran uang dalam jangka pendek. Saya prediksi ini dampaknya jauh lebih besar dari sebelum pandemi atau 2019 karena euforia masyarakat yang sangat tinggi,” lanjut Heri.
Namun, Heri juga mengingatkan kepada pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini cukup baik. Dia berharap pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang dapat mengganggu kegiatan tersebut, termasuk potensi kenaikan harga BBM.
“Keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat sebaiknya dihindari terlebih dahulu, karena sekarang lagi baik-baiknya tingkat konsumsi masyarakat ini.”
Secara terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat pada 2022 juga melihat tren kebangkitan tren wisatawan lokal. Menurutnya, secara total termasuk pariwisata, perputaran uang dapat mencapai Rp250 triliun termasuk THR yang dikeluarkan perusahaan dan belanja selama libur lebaran.
“Tahun 2022 ini titik bangkitnya wisatawan lokal atau domestik, baru nanti ketika sudah ada pelonggaran di negara asal, syarat perjalanan semakin mudah, bisa jadi 2023 nanti itu memicu gelombang wisatawan asing lebih besar,” tandas Bhima.