Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) memprediksi adanya pergeseran pola beban kelistrikan secara kewilayahan pada saat Lebaran 2022. Untuk itu, perseroan menyiapkan berbagai hal untuk mengantisipasi pergeseran tersebut, termasuk sejumlah risiko seperti cuaca ekstrem.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan terdapat pergeseran dari tren atau beban kelistrikan secara kewilayahan jika dibandingkan antara hari-hari biasa dan jelang Lebaran 2022. Selama Lebaran, beban kelistrikan tidak lagi terpusat di daerah perkotaan seperti di Jakarta atau Bandung, namun menuju ke daerah Jawa Tengah dan Bali.
"Bahwa beban di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur berkurang. Tetapi, itu diikuti oleh kenaikan beban di Jawa Tengah dan Bali," jelas Darmawan pada konferensi pers, Minggu (1/5/2022).
Selain itu, penurunan beban kelistrikan di beberapa wilayah perkotaan besar disebabkan oleh tidak beroperasinya kegiatan bisnis untuk sementara waktu.
Namun, bersamaan dengan hal tersebut peningkatan terjadi pads konsumsi rumah tangga.
Terkait dengan ketersediaan selama libur Lebaran, Darmawan menegaskan bahwa PLN memiliki ketersediaan pasokan yang cukup. Saat ini, lanjutnya kapasitas dari pembangkit listrik di tanah air mencapai 64,3 GigaWatt (GW). Sementara itu, beban puncak yang dideteksi adalah 30 sampai dengan 31 GW.
Baca Juga
"Saya di sini umumkan dari sudut pandang kapasitas kami aman untuk menghadapi Lebaran 1443 H," jelasnya.
Secara rinci atau kewilayahan, berikut daya pasok dan prediksi beban puncak masing-masing regional:
- Jawa, Madura, dan Bali: daya pasok 32 GW dengan beban puncak prediksi saat ini 19,5 GW;
- Sumatera dan Kalimantan: daya pasok 10,43 GW dengan beban puncak diprediksi 7,76 GW; dan
- Sulawesi, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara: daya pasok 3,5 GW dan beban puncak 2,9 GW.
Di samping itu, Darmawan menegaskan keamanan dari pasokan cadangan energi primer di masing-masing pembangkit listrik. Misalnya, untuk cadangan batu bara untuk PLTU dipastikan aman sampai dengan 15 hari ke depan. Hal yang sama juga berlaku untuk cadangan gas pipa, LNG, dan BBM.
"Masing-masing stock pile batu bara di pembangkit di atas 15 hari operasi dan kondisinya aman," jelasnya.
Tidak hanya masalah pasokan, PLN juga mengantisipasi risiko cuaca ekstrem dan pengaruhnya terhadap kelistrikan. Untuk itu, seluruh unit kewilayahan dipastikan bersiaga apabila kondisi cuaca ekstrem menyebabkan masalah terhadap kelistrikan.
"Memang ada tantangan kondisi cuaca ekstrem maka kami antisipasi baik peralatan, spare part dan petugas sehingga kondisi apapun kita hadapi dengan cepat," jelasnya.
PLN menyatakan Siaga Lebaran sejak H-7 sampai dengan H+14 Idulfitri. Lalu, perseroan menyiapkan posko pelayanan pengamanan listrik sebanyak 2.982 posko, lebih dari 50.000 personil, 6.142 kendaraan dan 2.550 peralatan pendukung disiagakan di seluruh wilayah.