Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan minyak goreng bukan merupakan sentimen negatif yang berdampak pada investasi.
Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin bidang Maritim Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani mengatakan efek dari kebijakan tersebut tidak akan terlalu signifikan karena sifatnya yang sementara. Selain itu menurut Shinta, ada isu lain yang lebih dominan sebagai sentimen negatif terhadap iklim investasi di Indonesia dalam jangka pendek.
"Salah satunya adalah geopolitik yang secara keseluruhan sangat tidak berpihak pada kelancaran arus investasi ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, khususnya karena saat ini kita menjabat sebagai Ketua G20," kata Shinta kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia melanjutkan ada juga sentimen negatif lain seperti risiko inflasi yang berlebihan, faktor ketidakpastian penyebaran pandemi pascalebaran, atau ketidakpastian terkait keabsahan Undang-undnag Cipta Kerja.
Menurut Shina faktor-faktor tersebut lebih dominan menciptakan sentimen negatif terhadap iklim investasi di Indonesia daripada kebijakan larangan ekspor migor.
"Kami tetap optimistis realisasi investasi di tahun ini bisa terus meningkat. Yang penting kita harus fokus dan konsisten memastikan stabilitas ekonomi makro sepanjang tahun," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, momentum pemulihan dan transisi endemi perlu dikawal agar tidak terjadi kemunduran dalam bentuk kembalinya pandemi di tingkat nasional. Shinta juga mendorong perbaikan UU Cipta Kerja dan upaya untuk memnafaatkan momentum Presidensi G20 dengan kesiapan proyek-proyek investasi nasional sambil melakukan promosi dan fasilitasi realisasi.
"Kami cukup yakin bila hal-hal ini dilakukan, faktor-faktor yang menyebabkan sentimen negatif terhadap iklim usaha nasional dapat diminimalisir efeknya terhadap pertumbuhan realisasi investasi sepanjang tahun," ujarnya.
Sebelumnya, Peneliti di Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan simpang siur larangan ekspor crude palm oil (CPO) hingga polemik minyak goreng belakangan ini, berpeluang mempengaruhi kepercayaan investor.
"Investor akan mempertimbangkan itu, kita dianggap tidak mampu mengatur urusan minyak goreng," kata Heri.