Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia enggan untuk membuka soal investasi proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) secara lengkap.
Dia mengatakan, dalam dunia investasi, ada informasi yang boleh dibuka dan ada yang tidak.
"Karena itu untuk investasi dari Timur Tengah, Arab, Insyaallah nanti saya kabari pada waktu yang tepat ketika sudah kami teken [MoU]. Karena kebiasaan kami di Kementerian Investasi, menyampaikan informasi kepada publik ketika sudah ada hitam di atas putih," kata dia dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2022, Rabu (27/4/2022).
Asal tahu saja, pembangunan IKN yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur memerlukan dana sebesar Rp466 triliun, dimana 19 hingga 20 persen dana akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sebelumnya, Bahlil sempat menyatakan ada banyak investor yang tertarik terhadap megaproyek IKN. Sehingga, kata dia, masyarakat dan investor tidak perlu ragu terhadap proyek pembangunan IKN.
"Mengenai investasi di IKN, tidak perlu terlalu ragu, Insyaallah semuanya berjalan. Investor itu tidak hanya konsorsium-konsorsium, ada investor dalam negeri, ada yang di luar negeri," kata Bahlil bulan lalu, mengutip Bisnis, Rabu (27/4/2022).
Baca Juga
SoftBank Group Corp. yang sebelumnya dikabarkan mengundurkan diri dari proyek IKN pun dikabarkan masih melakukan negosiasi. Kendati demikian, Bahlil menegaskan Indonesia tidak akan menggantungkan diri terhadap SoftBank Group Corp.