Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kena Sanksi Banyak Negara, Rusia Pertimbangkan Pangkas Suku Bunga

Sebagaimana diketahui sanksi dari negara barat telah memukul ekonomi Rusia.
Sebuah bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh misil Rusia di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina/Aljazeera- Reuters.
Sebuah bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh misil Rusia di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina/Aljazeera- Reuters.

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank sentral Rusia Elvira Nabiullina akan mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan sanksi dari negara Barat yang telah memukul ekonomi mereka.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (21/4/2022), dalam pedoman yang ditetapkan bulan ini, Nabiullina mengatakan kenaikan darurat hanya diperlukan pada tahap paling akut dari krisis yang dipicu oleh sanksi internasional yang dijatuhkan karena perang.

Bank of Russia menurunkan benchmark menjadi 17 persen dari 20 persen pada pertemuan tak terjadwal 8 April.

"Seiring dengan situasi pasar keuangan stabil karena tekanan inflasi melonggar, kami mulai memangkas suku bunga acuan," ujar Nabiullina di depan anggota dewan.

Nabiullina telah menjabat posisi gubernur bank sentral selama 5 tahun. Dia adalah veteran dalam menghadapi berbagai krisis yang telah terjadi sejak 2013.

Dia tengah menyusun kembali kebijakan yang berfokus pada inflasi dan mengumpulkan cadangan devisa. Seiring inflasi yang mendekati 20 persen, bank sentral akan meninjau suku bunga pada 29 April.

Sementara itu di Indonesia, Bank Indonesia tetap memertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. Akan tetapi sejumlah pengamat memperkirakan suku bunga akan dikerek naik pada kuartal II/2022, seiring dengan kebijakan dari negara-negara lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper