Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa atau ECB hingga saat ini belum menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga yang melonjak. Padahal bank sentral negara maju, Inggris dan AS, telah memberikan sinyal kuat untuk kenaikan beberapa basis poin.
ECB tetap bungkam dan menolak seruan untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga. Sementara itu, Jerman mengalami lonjakan inflasi yang mencapai 30 persen pada Maret 2022. Laju tertinggi sejak 1949. Seperti diketahui, Jerman dengan ekonomi terbesar di Eropa.
Inflasi ini dipicu oleh harga energi yang naik mencapai 84 persen (year-on-year/yoy) pada Maret 2022. Ini adalah dampak masif dari perang yang terjadi di Ukraina, akibat invasi Rusia.
Menteri Ekonomi Robert Habeck telah memperingatkan Jerman bahwa mereka akan menjadi lebih miskin sebagai akibat dari perang. "Tidak mungkin ini berakhir tanpa biaya bagi masyarakat Jerman, itu tidak terpikirkan," katanya bulan lalu.
Dikutip dari CNN, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan pekan lalu bahwa dia perlu menjaga opsinya tetap terbuka, mengingat prospek ekonomi kawasan yang tidak pasti, dan menegaskan kembali bahwa bank hanya akan menaikkan biaya pinjaman setelah mengurangi pembelian obligasi pemerintah pada kuartal ketiga.
Dikutip dari Bloomberg, pejabat ECB melihat adanya kemungkinan kenaikan suku bunga pada Juli mendatang. Kenaikan suku bunga ECB akan mengikuti akhir dari program pembelian aset atau Asset Purchase Programme.