Bisnis.com, JAKARTA — Produsen baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) akan menjalin kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) membangun proyek senilai $5,97 miliar atau Rp85,77 triliun.
Dilansir dari Bloomberg, CATL, Antam, dan IBC akan membangun proyek yang mencakup mulai dari penambangan nikel hingga bahan baterai, daur ulang, dan pabrik baterai mobil listrik dan motor listrik.
Adapun Indonesia saat ini ingin menjadi pemain utama dalam rantai pasokan kendaraan listrik, bermodal cadangan nikel yang sangat besar. CATL sudah memiliki beberapa keterlibatan di Indonesia, sementara perusahaan China termasuk Tsingshan Holding Group juga memainkan peran utama di sektor nikel negara itu.
“Proyek Indonesia merupakan tonggak penting bagi CATL karena kami memperluas jejak global kami, dan itu akan menjadi lambang persahabatan abadi antara China dan Indonesia,”ujar Pendiri dan Ketua CATL Robin Zeng dalam keterangan resmi.
Dilansir dari South China Morning Post dan Cnevpost.com kerjasama ini diharapkan dapat memastikan pasokan sumber daya utama hulu dan bahan baku untuk produksi baterai CATL yang memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang meningkat untuk kendaraan listrik dan baterai listrik.
CATL juga dikatakan memiliki 49 persen saham proyek pengembangan nikel laterit yang dikerjakan bersama Antam. Sedangkan di lima proyek lainnya yang meliputi pembuatan baterai terner dan daur ulang baterai, CATL pemegang saham sebesar 60 persen atau 70 persen.
Konstruksi proyek kerja sama tersebut diproyeksikan akan berlangsung selama lima tahun, mulai 2022 hingga 2026, di atas lahan seluas sekitar 29.085 hektar.
Adapun sebelumnya, CATL telah berekspansi ke pasar internasional dengan mengelola pabrik di Thuringia, Jerman, dan mengantongi lisensi produksi sel baterai 8 GWh.
Proyek ini akan berbasis di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Usaha bersama ini masih membutuhkan persetujuan dari pemegang saham BUMN dan para regulator.